Pak Yai berkata di twitter: "Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah baru ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran."
Saya dapat copasan 11 metode untuk merespon twit beliau:
.
1. Metode fallacy definisi: "Kalo gitu jangan dakwah lewat Twitter. Twitter juga gak ada di masa Rasul."
.
2. Metode ilmuwan: "Amerika udah ke bulan, orang islam masih debat masalah jumatan di jalan."
.
3. Metode Cak Nun: "Anggaplah yg kami lakukan ini bid'ah, lalu hakmu apa? Biar Allah yg menilai."
.
4. Metode yg penting ada dalil: "Bumi ini milik Allah, jadi mau di jalan, di mana puin, nggak papa. (lalu mengutip ayat Al Baqoroh 115), 'kepunyaan Allah-lah timur dan barat....' (dan mengutip hadits), 'bertaqwalah engkau di mana pun berada'."
.
5. Metode tafsir kontekstual: "Kita harus melihat konteks geografis dan sosiologis ayat. soalnya di masa itu belum ada jalan raya lebar beraspal, masih tanah dan bebatuan. kalau sekarang jalan udah bagus, mulus, bersih, jadi mungkin saja untuk dilakukan."
.
6. Metode bid'ah hasanah: "Kalopun memang bid'ah, tapi niatnya kan baik. ini untuk memperjuangan Islam dari si penista agama. untuk menunjukkan bahwa kita kaum muslimin juga tidak melupakan ibadah meski sedang demo."
.
7. Metode imajinasi: "Mungkin dulu Rasul pernah sholat jumat di jalan tapi haditsnya nggak sampai kepada kita."
.
8. Metode fanatik buta: "Ulama yg mengajak jumatan di jalan juga punya landasan kuat. jadi jangan asal ngomong bid'ah."
.
9. Metode liberal: "Sudahlah, jumatan di jalan itu bisa bid'ah, bisa juga tidak. yg tahu bid'ah hanya Allah."
.
10. Metode baper: "jangan merasa jadi yg paling benar dengan menganggap amalan orang lain bid'ah."
.
11. Gak punya metode: "dasar wahabi.!"
.
1. Metode fallacy definisi: "Kalo gitu jangan dakwah lewat Twitter. Twitter juga gak ada di masa Rasul."
.
2. Metode ilmuwan: "Amerika udah ke bulan, orang islam masih debat masalah jumatan di jalan."
.
3. Metode Cak Nun: "Anggaplah yg kami lakukan ini bid'ah, lalu hakmu apa? Biar Allah yg menilai."
.
4. Metode yg penting ada dalil: "Bumi ini milik Allah, jadi mau di jalan, di mana puin, nggak papa. (lalu mengutip ayat Al Baqoroh 115), 'kepunyaan Allah-lah timur dan barat....' (dan mengutip hadits), 'bertaqwalah engkau di mana pun berada'."
.
5. Metode tafsir kontekstual: "Kita harus melihat konteks geografis dan sosiologis ayat. soalnya di masa itu belum ada jalan raya lebar beraspal, masih tanah dan bebatuan. kalau sekarang jalan udah bagus, mulus, bersih, jadi mungkin saja untuk dilakukan."
.
6. Metode bid'ah hasanah: "Kalopun memang bid'ah, tapi niatnya kan baik. ini untuk memperjuangan Islam dari si penista agama. untuk menunjukkan bahwa kita kaum muslimin juga tidak melupakan ibadah meski sedang demo."
.
7. Metode imajinasi: "Mungkin dulu Rasul pernah sholat jumat di jalan tapi haditsnya nggak sampai kepada kita."
.
8. Metode fanatik buta: "Ulama yg mengajak jumatan di jalan juga punya landasan kuat. jadi jangan asal ngomong bid'ah."
.
9. Metode liberal: "Sudahlah, jumatan di jalan itu bisa bid'ah, bisa juga tidak. yg tahu bid'ah hanya Allah."
.
10. Metode baper: "jangan merasa jadi yg paling benar dengan menganggap amalan orang lain bid'ah."
.
11. Gak punya metode: "dasar wahabi.!"
Selesai copasan dengan sedikit penataan huruf.
Dari saya:
Sekiranya Mas Purnomo datang, mungkinkah beliau akan berkata, "Yang mengerti ucapan Pak Yai ya beliau sendiri. Beliau yang paling berhak menafsirkan. Dari saya ngaji dulu ama para yai, selalu di pelajaran kami diajari doktrin: "Pak Yai a'lamu bi muradih"."
Ini cuma status santai. Ingat Nabi Ibrahim itu cerdas. Beliau mematikan hujjah lawannya dengan logika dan senjata lawannya. Ibnu Taimiyyah membenamkan hujjah Jahmiyyah, Falasifah, Manathiqah dan Nashara dengan logika dan senjata mereka juga.
Jangan lupa. Terus ngaji kitab.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !