Ini adalah salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan. Di artikel ini saya akan membahas apa kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti yang pernah saya bahas di beberapa artikel atau video yang pernah saya sharingkan sebelumnya bahwa belanja online di Indonesia meningkat sangat tajam selama beberapa tahun terakhir ini.
Semakin hari semakin banyak orang di Indonesia yang merasa lebih nyaman untuk belanja secara online. Mereka semakin menyadari kemudahan dan banyak waktu yang bisa dihemat dengan belanja secara online.
Hal ini terjadi karena selama beberapa tahun terakhir, koneksi internet di Indonesia semakin cepat dan semakin murah. Smartphone atau tablet semakin murah juga. Jadi tidak heran kalau pertumbuhan omset belanja online di Indonesia menunjukkan grafik naik secara tajam.
Nah untuk memanfaatkan situasi ini, tentu Anda mulai berpikir, saya harus mulai jualan secara online nih, tapi bagaimana caranya?
Ada banyak cara, banyak strategi dan banyak platform/sistem yang bisa Anda gunakan untuk menjual secara online. Saking banyaknya pilihan, orang awam kebanyakan jadi bingung, tidak tahu harus mulai dari mana.
Lebih baik jualan di Marketplace atau di Toko Online sendiri?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan mulai dari menjelaskan apa itu marketplace, bagaimana cara kerjanya, lalu apa kelebihan dan kekurangan jualan di marketplace dibanding dengan jualan di toko online Anda sendiri.
Ayo kita langsung mulai….
Apa Itu Marketplace dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Salah satu alternatif untuk menjual sesuatu secara online adalah dengan jualan di marketplace atau istilah sederhana dalam Bahasa Indonesia adalah
jualan di pasar online
Beberapa marketplace yang populer di Indonesia (saya yakin Anda pernah lihat iklannya, baik saat lagi browsing, di facebook, di BBM Messenger atau bahkan di TV) adalah :
- Tokopedia
- Buka Lapak
- Lazada
- Elevania
Marketplace diatas berbeda dengan situs iklan baris seperti OLX ( dulu Toko Bagus dan Berniaga). Marketplace juga berbeda dengan website E-Commerce besar seperti : Blibli, Zalora dan sebagainya.
Perbedaannya terletak di cara kerjanya. Agar Anda lebih jelas tentang perbedaan cara kerja website/situs besar diatas, saya akan menjelaskan cara kerja dari masing-masing jenis situs tersebut.
Cara Kerja Situs Iklan Baris
Cara kerja website iklan baris seperti OLX, sama persis dengan iklan baris di koran, jadi saya rasa Anda sudah lumayan mengerti.
Anda sebagai penjual bisa pasang iklan, lalu prospek yang tertarik menghubungi Anda secara langsung, baik via HP, email, chat (yang Anda cantumkan di iklan Anda).
Jadi OLX sama sekali tidak ikut peran dalam transaksi atau komunikasi yang terjadi antara pemasang iklan (penjual) dengan calon customer. OLX hanya menyediakan tempat untuk beriklan.
Tingkat keamanan dari transaksi yang terjadi melalui iklan baris tentu lebih rendah, oleh sebab itu pihak OLX sendiri pun menyarankan Anda sebagai pembeli bertemu langsung dengan penjual untuk melakukan transaksi.
Cara Kerja E-Commerce Besar
Lain lagi dengan E-Commerce besar seperti Blibli (sering muncul di iklan TV, bahkan jadi sponsor turnamen bulutangkis tingkat dunia baru-baru ini) atau Zalora dan masih banyak lagi.
Mereka di dunia nyata, mirip seperti retailer besar atau Department Store di Mal seperti Sogo, Metro, Hypermart, Ace Hardware dan lain-lain.
Jadi cara kerjanya mereka punya banyak supplier, tapi retailer besar ini yang menyeleksi dan mengkontrol produk-produk yang ingin mereka jual, mengatur stok produk dan pengiriman barang juga kebanyakan dikirim dari mereka sendiri.
Oleh sebab itu kalau Anda lihat di Blibli seringkali yang tampak adalah produk dari brand-brand besar yang mereka ajak kerjasama. Kualitas produk secara umum di situs E-Commerce sejenis ini biasanya lebih bisa dipertanggung-jawabkan.
Cara Kerja Marketplace
Nah marketplace atau pasar online punya cara kerja yang berbeda lagi. Marketplace populer seperti Tokopedia atau Buka Lapak mempertemukan banyak penjual dengan banyak pembeli.
Mereka menyediakan tempat, fasilitas dan infrastruktur agar penjual dengan pembeli bisa dengan mudah melakukan transaksi.
Jadi perusahaan marketplace seperti ini tidak menjual produknya sendiri, mereka tidak punya stok produk, mereka hanya menyediakan fasilitas dan sistem agar transaksi antara penjual dengan pembeli bisa mudah dilakukan.
Tetapi mereka melangkah lebih jauh, dimana perusahaan marketplace ini juga menjadi mediator atau pihak tengah yang memastikan transaksi yang dilakukan lebih aman.
Bagaimana caranya? Secara sederhana, bisa dijelaskan seperti berikut:
- Pembeli memilih barang di marketplace, lalu saat membeli, transfer pembayaran dilakukan ke perusahaan marketplace, bukan transfer ke penjual.
- Perusahaan marketplace akan memberitahu ke si penjual, bahwa sudah diterima pembayaran untuk produk A dan minta segera penjual memproses dan mengirimkan paket barang ke alamat pembeli.
- Setelah barang diterima pembeli maka pembeli bisa konfirmasi bahwa barang sudah diterima (atau kadang sistem otomatis mendeteksi melalui resi pengiriman bahwa barang sudah diterima) maka perusahaan marketplace akan mentransfer pembayaran ke si penjual.
Dengan mekanisme tersebut, transaksi menjadi lebih aman (walaupun tetap saja ada lubang keamanan).
Konsep cara kerja marketplace ini ternyata sangat disukai oleh masyarakat di Indonesia yang memang relatif sebelumnya tidak terlampau percaya dengan belanja online yang dianggap banyak terjadi penipuan.
Oleh sebab itulah konsep marketplace berkembang pesat di Indonesia, ditunjukkan dengan perkembangan jumlah penjual dan jumlah pembeli di berbagai marketplace yang populer.
Marketplace yang terbesar di Indonesia saat ini adalah Tokopedia dan Buka Lapak. Tetapi Lazada yang sebelumnya lebih mengarah ke situs E-Commerce, akhirnya lebih mengembangkan bisnisnya menjadi marketplace, walaupun menurut saya belum dijalankan sebaik Tokopedia atau BukaLapak.
Kelebihan dan Kekurangan Jualan di Marketplace
Nah setelah Anda tahu cara kerja marketplace, saya akan membahas apa kelebihan dan kekurangan jualan di marketplace. Saya mulai dulu dari kelebihannya, baru setelah itu kekurangannya.
Kelebihan Jualan di Marketplace
- Mudah untuk mulai jualan karena sistem dan prasarana sudah disediakan. Penjual relatif tinggal buka akun, upload foto-foto dan keterangan produk. Selesai! Kemudahan seperti ini sangat disukai oleh orang-orang yang masih awam.
- Marketplace atau pasar yang bagus biasanya sudah ramai pengunjung. Ibarat kalau Anda buka stan di pasar atau di mal yang ramai, selalu ada pengunjung yang nyasar, masuk dan lihat-lihat dagangan Anda yang lalu jadi customer Anda.
Kekurangan Jualan di Marketplace
- Marketplace yang ramai biasanya pasti ada banyak sekali penjual sehingga kemungkinan besar ada banyak penjual yang menjual barang yang sama sehingga yang seringkali terjadi adalah terjadi perang harga akibat tingkat persaingan yang tinggi sehingga biasanya low profit margin.
- Pelanggan Anda dengan mudah pindah ke penjual lain karena seperti sebuah pasar, mereka akan dengan mudah ‘look around’ atau lihat-lihat ke penjual lain dan akhirnya kecantol di tempat lain.
- Anda tidak sedang membangun brand dari bisnis jualan online Anda karena customer Anda seringkali hanya ingat nama website atau perusahaan marketplacenya, jarang sekali bisa mengingat brand atau nama toko Anda.
- Anda tidak punya kontrol terhadap tempat jualan Anda karena sebetulnya Anda hanya ‘nunut’ jualan di tempat orang lain. Suatu saat, perusahaan marketplace bisa merubah aturan main atau membuat peraturan baru yang tidak menguntungkan Anda. Mereka berhak merubah aturan main karena ini adalah tempat mereka, Anda harus mengikutinya, jika tidak mau, silakan pergi (kasarannya seperti itu)
Poin no 4 diatas sebenarnya mirip dengan situasi jika Anda jualan di Mal. Salah seorang teman saya, pernah jualan arloji di sebuah mal ramai di Surabaya. Omset dan profit sangat bagus. Pihak mal lalu menaikkan uang sewa secara kontinyu, tiap 6 bulan, biaya sewa naik sehingga profit semakin menurun.
Saat biaya sewa yang sudah mencekik leher, tiba-tiba mal memutuskan jenis barang yang dijual teman saya itu tidak boleh dijual (arloji branded KW). Akhirnya gulung tikar lah teman saya ini.
Itulah yang bisa terjadi saat Anda jualan di tempat orang lain, dimana Anda tidak punya kontrol sepenuhnya di tempat tersebut.
Oleh sebab itulah, di
video series tentang Strategi Toko Online yang kami lakukan, kami selalu sarankan bagi Anda untuk membangun Toko Online Anda sendiri, yang kelebihan dan kekurangannya saya bahas berikut ini.
Kelebihan dan Kekurangan Jualan di Toko Online Sendiri
Menurut saya, Anda belum benar-benar berbisnis online jika Anda tidak membangun atau memiliki website yang Anda miliki dan punya kontrol sepenuhnya. Sangatlah riskan jika Anda membangun bisnis Anda dan bergantung sepenuhnya pada tempat atau website orang lain (Facebook, Marketplace, Forum dll).
Nah kalau Anda membangun toko online Anda sendiri, apa kelebihan dan kekurangannya?
Kelebihan Jualan di Toko Online Sendiri
- Anda memiliki kontrol sepenuhnya terhadap website atau toko online Anda. Tidak ada orang lain yang bisa mengusir atau melarang Anda jualan produk yang Anda jual. Anda bisa buat program promo atau apapun terserah Anda.
- Dengan memiliki website sendiri (dengan nama domain toko Anda), otomatis Anda sedang membangun brand toko Anda sendiri, dengan kata lain Anda sedang membangun sebuah aset.
- Customer Anda bisa dengan mudah ingat brand/website Anda sehingga bisa dengan mudah kembali belanja ke toko Anda lagi.
- Tidak ada penjual lain di toko Anda, sehingga tidak akan terjadi perang harga. Selain itu customer Anda tidak dengan mudah ‘nyasar’ ke penjual lain seperti yang sering terjadi kalau di marketplace.
Kekurangan Jualan di Toko Online Sendiri
- Tingkat kesulitan lebih tinggi dalam membangun toko online sendiri dibanding hanya jualan di marketplace. Seringkali faktor dan kendala teknis inilah yang dijadikan alasan orang sehingga tidak membuat toko online sendiri. Tetapi jaman sudah berbeda dibanding 3-5 tahun yang lalu. Sekarang ini sudah semakin banyak tools/alat bantu yang tersedia yang memudahkan Anda membangun toko online milik Anda sendiri.
- Anda harus belajar mendatangkan traffic atau visitor atau pengunjung ke toko Anda sendiri. Tidak seperti marketplace yang biasanya sudah ramai pengunjung, Anda perlu belajar berbagai cara marketing dan promosi agar toko Anda bisa ramai.
- Pengunjung toko online Anda yang belum pernah belanja dengan Anda seringkali ragu karena tidak tahu apakah Anda bisa dipercaya atau tidak. Mereka khawatir sudah transfer, ternyata barang tidak dikirimkan. Faktor kepercayaan inilah yang merupakan kelebihan marketplace karena transaksi dimediasi oleh perusahaan marketplace.
Jadi Apa Kesimpulannya?
Dari penjelasan panjang lebar diatas mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing (marketplace dan toko online sendiri), apa kesimpulannya?
Mana yang lebih baik Anda lakukan?
Jawabannya adalah keduanya
Berikut adalah tahapan yang kami sarankan untuk Anda Lakukan :
- Anda harus membangun toko online Anda sendiri karena Anda perlu membangun brand dan aset yang Anda kontrol sepenuhnya. Gunakan tools/alat bantu yang bisa membantu Anda membuat toko online Anda dengan mudah.
- Promosikan toko online Anda melalui berbagai strategi online marketing seperti iklan di Google, Facebook, Instagram dll.
- Jualan di marketplace yang ramai. Hal ini biasanya lebih masuk akal dilakukan jika Anda menjual barang hasil produksi Anda sendiri atau Anda memiliki akses harga yang relatif rendah terhadap sebuah produk dibanding pesaing di marketplace.
- Pembeli yang Anda dapatkan di marketplace, diarahkan untuk datang melihat dan membeli produk-produk lainnya melalui website toko online Anda sendiri.
Oh ya, jika Anda sekarang ini sudah jualan secara online, tolong tinggalkan di bagian komentar di bawah ini, dimana dan lewat apa, Anda saat ini jualan online? Anda boleh juga bertanya sehingga saya mendapat ide-ide baru untuk artikel yang akan saya tulis ke depannya.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Sukses Besar untuk Anda,
Sukarto Sudjono