Diberdayakan oleh Blogger.

Maklumat Jakarta (Penyelenggara Reuni 212)

Senin, 04 Desember 2017

Maklumat Jakarta dibagikan panitia penyelenggara Reuni 212 kepada pers setelah acara selesai. Maklumat yang terdiri dari lima halaman dan 17 poin itu ditujukan kepada segenap bangsa Indonesia, seluruh umat Islam Indonesia, pemerintahan Jokowi dan masyarakat internasional pada umumnya.
Secara ringkas, berikut ke-17 poin Maklumat Jakarta tersebut:
1. Kami bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan barokah-Nya, dalam suasana apa pun dan keadaan bagaimana pun, sehingga sebagai bangsa Indonesia, kami semua tetap tegar dan percaya diri mampu membangun masa depan bangsa dan negara Indonesia yang lebih adil, lebih egaliter, lebih toleran, lebih manusiawi dan lebih etis serta harmonis sesuai cita-cita para founding mothers kita.
2. Agama kami, agama Islam, sebagai sumber moral yang paling tinggi untuk seluruh kehidupan kami, mengajarkan dua hal mendasar, yakni melakukan al-amr bil makruf dan an-nahyu ‘anil miunkar yang harus dibarengi sengan al-amr ‘adli dan an-nahyu ‘anil baghyi’ (‘anidzulmi).
Memenangkan kebajikan di atas keburukan, serta memenangkan keadilan di atas kedzaliman dalam segala bidang kehidupan adalah pesan ilahiyah, yang sangat asasi dalam Al Qur’an, sebagai konstitusi (dustur) kehidupan kami. Al Qur’an adalah konstitusi kehidupan kami di dunia dan konstitusi di akhirat kelak. Sedang UUD 1945 adalah konstutusi kita semua dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan ber-NKRI.
3.Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa tugas pokok para nabi dan rasul adalah menyampaikan kebenaran. Mareka para hamba Allah yang berhasil mencapai puncak-puncak kemanusiaan paling tinggi, diwajibkan hanya untuk menyampaikan kebenaran. Bukan untuk memaksa “Wa maa’alaina illa balagyl mubin” (tiadalah tugas kami (para nabi) kecuali hanya menyampaikan kebenaran yang nyata). Kami pun hanya menyampaikan, lain tidak.
4. Karena itu, melalui Maklumat Jakarta ini kami ingin menyampaikan apa yang kami rasakan selama ini sebagai umat Islam (atau paling tidak sebagai sebagian umat Islam), apa yang telah kami saksikan dan sedang kami saksikan, serta kekhawatiran kami tentang masa depan bangsa dan negara kita. Yang kami rasakan semakin lama semakin menggigit adalah sikap pemerintah yang kurang ramah kepada Islam dan umatnya. Terlihat dan terasa ada bagian-bagian tertentu dari pemerintah yang mungkin dihinggapi penyakit Islamophobia.
5. Kami melihat mereka yang sedang jumawa menghina umat Islam dengan segala ujaran kebencian yang bak air bah di medsos, dibiarkan terus menerus dan karenanya mereka merasa dilindungi oleh kekuasaan. Sebaliknya, bila ada undur kebencian yang muncul dari kalangan Islam, kekuasaan Jokowi begitu sigap mengejar, menangkap dan melakukan proses hukum.
6. Seorang anggota DPR RI yang di depan publik menyatakan kini ada sekitar 20 juta kader PKI yang akan bangkit, seperti tidak tersentuh hukum, karena memang dilindungi oleh kekuasaan. Sementara Ustadz Alfian Tanjung yang selalu mengingatkan bahaya kebangkitan komunis, kini meringkuk di penjara.
7. Perppu No 2 Tahun 2017 yang disahkan menjadi UU, dalam bacaan kami akan dan telah dijadikan pedang politik pemerintah Jokowi guna memangkas organisasi Islam yang dianggap dapat mengganggu kekuasaannya. Dalih yang dikemukakan merupakan lagu lama, yakni berbahaya buat Pancasila, NKRI, dan kemajemukan bangsa Indonesia. Tanpa proses pengadilan, kekuasaan secara sewenang-wenang dibenarkan untuk menentukan Ormas mana yang harus dipenggal dan mana yang boleh melangsungkan kehidupannya. HTI adalah korban awal, dan tidak mustahil kalau kekuatan-kekuatan demokrasi berdiam diri, akan ada korban-korban lain yang akan menyusul.
8. Pemerintahan Jokowi sengaja atau tidak telah membiarkan munculnya kekuatan ekonomi yang cukup dahsyat, sehingga kekuatan ekonomi itu dapat mendikte hampir bidang apa saja di Indonesia. Kekuatan korporasi aseng dan asing telah menjadi negara di atas negara, bukan lagi negara dalam negara. Kini negara kita telah menjadi sebuah coporate state, negara yang bersimpuh tanpa daya dan melakukan apa saja yang diinginkan oleh berbagai korporasi aseng dan asing itu. Sampai batas yang cukup jauh, kekuatan modal dapat mengatur berbagai kebijakan pemerintah hampir di semua bidang kenidupan.
10. Terlalu jelas UUD 1945 nampak tak lagi menjadi rujukan pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era pemerintahan sekarang ini. Pasal 22 UUD 1945 telah dilupakan sama sekali. Pasal 33 ayat 4 mengharuskan ditegakkannya demokrasi ekonomi yang berprinsip pada kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan (sustainable), berwawasan lingkungan, kemandirian (bukan ketergantungan pada aseng asing) dan seterusnya, namun tidak pernah diperlihatkan. Bahkan telah dicampakkan.
Sementara ayat 3 dan ayat 2 dilaksanakan terbalik. Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat orang banyak memang dikuasai oleh negara, namun untuk sebesar-besar keuntungan korporasi aseng dan asing. Sama sekali bukan untuk kemakmuran rakyat.
11. Dalam 3 tahun perjalanan yang telah dilalui oleh pemerintah, program nawacita pemerintahan Jokowi berakhir dengan kehidupan yang lebih sengsara bagi kebanyakan rakyat. Pembangunan jalan tol dan puluhan proyek infrastruktur lainnya, tidak bisa memberikan trickle down effect (berkah ekonomi yang menetes ke rakyat kecil), tetapi menghasilkan trickle up effect. Pemodal kuat dalam negeri dan swasta aseng yang jauh lebih kuat yang justru memanen berkah Jokowinomics.
12. Pemerintah Jokowi tidak berhasil mengangkat rakyat miskin dan golongan ekonomi lemah ke kehidupan yang lebih baik. Bahwa program bansos dan dana desa dengan konsep cash for work baru akan diimplementasikan pada 2018 (tahun politik menjelang Pilpres), tentu karena perhitungan politik semata. Kebijakan seperti ini bisa jadi bumerang karena perut rakyat tak bisa menunggu. Meminjam ungkapan Bung Karno, the stomach cannot wait.
13. Kami mengingatkan seyogyanya pemerintah Jokowi segera menghentikan politik pecah belah terhadap rakyat sendiri. Selama 3 tahun terakhir, kekuatan politik dan kekuatan sosial yang rentan perpecahan, oleh pemerintah justru didorong dengan segala cara supaya benar-benar pecah. Maksudnya supaya pemerintah jadi lebih kuat. Akan tetapi logika ini sungguh berbahaya karena bisa dipastikan kekuatan politik pendukung Jokowi akhirnya pasti juga pecah, setidaknya retak berat. Politik pecah belah selalu bersifat contagious (cepat menjalar) dan berakhir dengan pecahnya sutradara pecah belah itu.
14. Korupsi musuh nomor satu rakyat Indonesia, makin tak terkendali. Kami minta Presiden Jokowi bertindak tegas agar KPK tidak menjadi lembaga yang prestasinya justru melakukan obstruction of justice, lewat dipetieskannya kasus-kasus berskala mega dan melakukan sandiwara OTT yang makin lama makin memuakkan. Presiden harus menjadi pemecah masalah, bukan bagian dari masalah.
15. Pemerintah Jokowi sebaiknya berhenti melakukan dan berhenti menikmati upaya pecah belah kekuatan politik anak-anak bangsa yang dilakukan oleh satu-dua menterinya. Jangan sampai karena asyik masyuk memecah kekuatan politik rakyat sendiri, sampai lalai terhadap apa yang sedang terjadi di Papua dan Papaua Barat.
Gerakan Papua Merdeka, mungkin tidak kita sadari, telah memenangkan pertarungan dalam banyak front atau forum internasional melawan Jakarta. Hampir di semua kampus terkemuka di Australia, Eropa dan Amerika, pasti ada kelompok dosen dan guru besar pro Papua merdeka. Hampir semua negara anggota OAU (Organisasi Persatuan Afrika) mendukung Papua merdeka. Desmond Tutu, Uskup Gereja Anglikan Afsel juga mendukung perjuangan ULMWP (Gerakan Pemerdekaan Papua Barat).
16. Ada keajegan dalam sejarah kekuasaan di muka bumi sejak zaman baheula sampai zaman now. Sebuah kekuasaan yang semakin jumawa karena tidak mengindahkan peringatan dari rakyat, bahkan peringatan dari alam, kekuasaan tersebut justru akan dibukakan oleh Allah SWT pintu-pintu kesenangan dan kemewahan yang terbuka lebar. Namun pada saat kekuasaan telah lupa diri, Allah SWT akan menjatuhkan palu godam-Nya dan kekuasaan yang lupa diri itu menjadi hancur, porak poranda.
17. Kami minta kiranya beberapa poin Maklumat Jakarta ini dijadikan salah satu rujukan Pak Jokowi yang tinggal dua tahun lagi berkuasa, agar kondisi negara kita tidak makin parah.

Sumber: Harian Umum dot Com.

“Era Jokowi yang Bohong dan Palsu Muncul Semua, Mulai dari Kartika Djoemadi Hingga Dwi Hartanto”

Rabu, 11 Oktober 2017


Ulah mahasiswa Indonesia di Belanda, Dwi Hartanto, membuat geram. Betapa tidak, mahasiswa doktoral yang sempat dijuluki “The Next BJ Habibie” setidaknya melakukan enam kebohongan yang tidak pantas bagi kalangan intelektual.

Dwi Hartanto yang mengaku sebagai kandidat profesor di Technische Universitet (TU) Delft, Belanda, menambah panjang daftar terungkapnya pembohongan intelektual di era Presiden Joko Widodo.

Aktivis sosial media Sobari Hong Jr, mencatat kebohongan yang terbongkar di era Jokowi mulai dari tokoh Jokowi Ahok Social Media Valunteer (Jasmev) Kartika “Dee” Djoemadi. “Era Jokowi yang bohong dan palsu muncul semua. Mulai dari timsenya Kartika Djoemadi ‘PhD’ sampai ‘DR’ Boni Hargens. Sekarang Dwi Hartanto..,” tulis Sobari di akun @Zumpio.

Secara berseloroh, politisi Partai Demokrat Mohammad Husni Thamrin mengingatkan publik untuk hati-hati jika terkait soal “roket”. “Memang harus hati-hati soal ‘roket. Ekonomi Indonesia meroket ternyata klaim. Dwi Hartanto soal roket militer ternyata juga nipu,” sindir Thamrin di akun @monethamrin.

Dwi Hartono pernah mengaku bahwa dirinya merupakan kandidat doktor di bidang space technology & rocket development, sedang faktanya ia adalah doktor di bidang interactive intelligence dari Department Intelligent of Systems, TU Delft, Belanda.

Tak hanya itu, Dwi juga pernah mengklaim bahwa ia bersama timnya telah merancang bangun Satellite Launch Veihicle, sementara fakta sebenarnya tidak demikian. Dalam surat bermaterai dan permohonan maaf tertanggal Sabtu (07/10), Dwi Hartanto menjelaskan posisinya tidak lebih dari bagian proyek amatir mahasiswa di kampusnya.

“Proyek ini bukan proyek dari Kementerian Pertahanan Belanda, bukan proyek Pusat Kedirgantaraan dan Antariksa Belanda (NLR), bukan pula proyek Airbus Defence ataupun Dutch Space,” kata Dwi dalam rilisnya. Lembaga-lembaga itu, hanya sponsor resmi yang memberikan bimbingan dan dana riset.

“Yang benar adalah bahwa saya pernah menjadi anggota dari sebuah tim beranggotakan mahasiswa yang merancang salah satu subsistem embedded flight computer untuk roket Cansat V7s milik DARE (Delft Aerospace Rocket Engineering), yang merupakan bagian dari kegiatan roket mahasiswa di TU Delft.”

Berbagai prestasi yang selama ini diklaim Dwi membuatnya dianugerahi penghargaan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia. Setelah diketahui klaim-klaim tersebut bohong belaka, KBRI Den Haag mencabut penghargaan tersebut.

Intelijen.co.id 

"MEMOTONG SEJARAH ULAMA"

Rabu, 10 Mei 2017

ASAL TAHU AJA
Dahulu, ada tokoh pendidikan internasional, namanya *Dr. Sudjatmoko* (Rektor Universitas PBB).
Beliau pernah berkata, pada zaman akhir ini, alternatif pendidikan terbaik adalah *pondok pesantren,* dengan catatan: _*memakai manageman modern.*_
Secara metode mengaji tetap memakai _*salafiyah,*_ namun dalam hal tata-kelola menggunakan manageman *modern*.

Santri pondok pesantren itu ampuh.
Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti penjajah Belanda adalah santri
Ada seorang santri yang namanya Abdul Hamid.
Ia lahir di Dusun _Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta.
Mondok pertama kali di Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada KH Hasan Besari.
Abdul Hamid ngaji kitab kuning kepada Kyai Taftazani Kertosuro.
Ngaji Tafsir Jalalain kepada KH Baidlowi Bagelen yang dikebumikan di Glodegan, Bantul, Jogjakarta.
Terakhir Abdul Hamid ngaji ilmu hikmah kepada KH Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman, Magelang.
Abdul Hamid sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama lima tahun, 1825-1830.
Abdul Hamid wafat dan dikebumikan di Makassar, dekat Pantai Losari.
Abdul Hamid adalah Putra Sultan Hamengkubuwono ke-III dari istri Pacitan, Jawa Timur.
Abdul Hamid patungnya memakai jubah dipasang di Alun-alun kota Magelang.
Menjadi nama di Kodam Jawa Tengah.
Terkenal dengan nama: Pangeran Diponegoro.
Belanda resah menghadapi perang Diponegoro.
Dalam kurun lima tahun itu, uang kas Hindia Belanda habis, bahkan punya banyak hutang luar negeri.
Nama aslinya Abdul Hamid.
Nama populernya Diponegoro.
Adapun nama lengkapnya adalah Kyai Haji Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu’minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong.
Tidak hanya Diponegoro, anak bangsa yang didik para ulama menjadi tokoh bangsa.
Diantaranya, di Yogjakarta ada seorang ulama bernama Romo K Sulaiman Zainudin di Kalasan Prambanan.
Punya santri banyak, salah satunya bernama Suwardi Suryaningrat.
Suwardi Suryaningrat ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional yang terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Jadi, Ki Hajar Dewantara itu santri, ngaji, murid seorang ulama besar.
Sayangnya, sejarah Ki Hajar mengaji _al-Quran_ tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah, yang diterangkan hanya Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Itu sudah baik, namun belum komplit. Belum utuh.

Maka nantinya, untuk rekan-rekan guru, mohon diterangkan bahwa *Ki Hajar Dewantara* selain punya ajaran Tut Wuri Handayani, juga punya ajaran al-Quran al-Karim.
Perlu diketahui bahwa ketika Indonesia merdeka, ada _*sayyid*_ warga _Kauman Semarang_ yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.
Sang _Sayyid_ tersebut menyusun lagu syukur.
Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan H Muthahar.
H Mutahar Itu bukan Haji Muthahar, namun Habib Husein Muthahar, yang menciptakan lagu syukur.
Beliau adalah Pak Dhenya Habib Umar Mutohar SH Semarang.
Jadi, yang menciptakan lagu syukur yang kita semua hafal adalah seorang ulama
Mari kita nyanyikan bersama-sama.
Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadiratmu tuhan
Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olahraga.
Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi Duta Besar di Vatikan, negara yang berpenduduk Katholik.

Di Vatikan, Habib Husein tidak larut dengan kondisi, malah justeru membangun masjid. Hebat !!!
Lebih hebatnya lagi, Habib Husein Muthahar menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.
Suatu ketika Habib Husein Muthahar sedang duduk, lalu mendengar adzan shalat dzuhur.
Sampai pada kalimat hayya alas shalâh, terngiang suara adzan.
Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.
Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada “S” nya, “A” nya, “H” nya.*
Kemudian pena berjalan, tertulislah:
_*17 Agustus tahun 45*_
_*Itulah hari kemerdekaan kita*_
_*Hari merdeka nusa dan bangsa*_
_*Hari lahirnya bangsa Indonesia*_
_*Merdeka*_
_*Sekali merdeka tetap merdeka*_
_*Selama hayat masih dikandung badan*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Mempertahankan indonesia*_
_*Kita tetap setia tetap setia*_
_*Membela negara kita*_
Maka peran para ulama, kyai dan para _sayyid_ tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.
Malahan, *Bung Karno,* ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, minta didampingi putra ulama atau kyai.
Tampillah seorang dari kampung _Batu Ampar_, *Maya Kumbung,* Sumatera Barat.
_Siapa beliau?_
*H. Mohammad Hatta.*
Beliau putra ulama.
*Bung Hatta* adalah putra Kyai
Akhirnya, *Bung Hatta* menjadi wakil presiden pertama.
Sayang, sejarah *Bung Hatta* adalah putra ulama tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya *Bapak Koperasi*.
_Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh._
_Jangan sekali-kali memotong sejarah._
_Jika anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah anda akan dipotong oleh Allah SWT._

Membongkar Narasi Kotor MetroTV Pasca Kekalahan Ahok

Kamis, 27 April 2017


Lagi-lagi acara Metro TV sangat tendensius dan problematis. Yang terbaru, saya menonton acara Metro Realitas, Senin malam (24/4/2017). Selama pilkada DKI 2017 Metro TV memang dikenal sebagai media yang cenderung partisan. Mendukung dengan telanjang pasangan Ahok-Djarot. Rupanya Metro TV belum juga bisa move on menerima fakta tergusurnya Ahok-Djarot yang kalah telak dengan pasangan Anies-Sandi. Sayangnya, cara dilakukan adalah menyodorkan narasi kotor berkedok “Tayangan Realitas”. Narasi yang dimunculkan masih saja menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam, alih-alih mengakui kekalahan karena ketidakberesan dan ketidakbecusan Ahok dalam mengelola Jakarta.

Narasi apa yang ditampilkan? Metro Realitas mulai menampilkan wajah Ahok setelah kalah telak. Di media, kita bisa menyaksikan wajah kusut dan layu Ahok. Tapi, rupanya Metro punya pandangan lain. Dinarasikan bagaimana tidak tampak kekecewaan di wajah Ahok. Kemudian, narasi berlanjut dengan menanyakan ke publik kenapa Ahok bisa kalah, padahal menurut survei trennya selalu naik.

Untuk memberikan argumen kenapa Ahok kalah, dipinjamlah “mulut” pengamat untuk memberikan pandangan-pandangan tendensiusnya. Siapa dia? Tak lain Yunarto Wijaya. Pengamat politik partisan yang sangat telanjang dan terang-terangan mendukung Ahok. Direktur Lembaga Survei Charta Politika. Lembaga survei ini banyak disorot negatif publik. Diantaranya oleh salah seorang peneliti dari Universitas Indonesia (UI), Fitri Hari.

Oleh peneliti tersebut, bahkan Charta Politika dinilai pantas diberikan kartu merah. Alasannya, kartu merah itu untuk dua kegagalan. Pertama kegagalan menggambarkan trend. Kedua, lembaga survei itu menggambarkan trend Ahok yang menaik, dan Anies yang menurun. Padahal kenyataannya, Anies justru menanjak tinggi melambung ke angka 57, 95 persen.

Sebagai lembaga survei gagal, alih-alih meminta maaf ke publik, Yunarto di Metro Realitas justru malah mencari kambing hitam. Dia mengatakan Ahok-Djarot kalah karena adanya sentimen primordial. Dan menuduh Anies menikmatinya. Belum lagi memfitnah ormas Islam menggoreng isu tersebut lebih besar. Tuduhan Yunarto ini tentu saja sangat tendensius, asumtif dan mengada-ada.

CEO PolMark Research Center, Eep Saefulloh Fatah di media (Republika, 22/2/17) mengungkapkan hasil survei-nya bahwa tidak semua pemilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta berdasarkan agama saja. Bahkan kata dia, hanya 18,5 persen warga Jakarta yang memilih berdasarkan agama. Menurutnya pemilih Anies-Sandi adalah pemilih yang rasional. Artinya, 78% pemilih nyoblos tak berdasarkan agama. Artinya juga, pendapat Yunarto itu serampangan dan tidak berdasar data yang kuat. Bahkan justru bisa dibalik, apakah pemilih Ahok-Djarot dikalangan Cina dan Non Islam tidak memilih karena faktor itu? Bukankah justru alasan primordial demikian menjadi bagian tak terpisahkan dari pendukung Ahok-Djarot?

Narasi kemudian berlanjut. Digambarkan bagaimana Ahok kemudian mengucapkan selamat atas kemenangan Anies-Sandi. Menariknya, kali ini Ahok membawa-bawa nama Tuhan. Dia mengatakan kekuasaan itu Tuhan yang mengambil. Dalam narasi ini, bagus juga sebenarnya. Akhirnya Ahok ingat Tuhan juga. Lalu, dia menemui Surya Paloh, mengiyakan nasehatnya untuk tidak ngomong sembarangan di depan publik sambil setuju pendapat Surya kalau jalan politiknya masih panjang.

Narasi Metro Realitas kembali melanjutkan dengan nada heran. Kenapa masyarakat tidak memilih Ahok-Djarot, padahal tingkat keberhasilan kinerja mencapai 70% sampai 80%. Lagi-lagi Yunarto memberikan pendapatnya. Menurutnya, semuanya itu karena faktor emosional, begitu juga karena banyaknya penolakan dan intimidasi. Dia juga mengatakan bahwa tim sukses tidak salah, semua itu terjadi karena isu agama yang dimunculkan. Sampai di sini, saya sebagai penonton Metro Realitas sudah mulai muak dengan pendapat-pendapat Yunarto yang memberikan pandangan sesat. Seolah publik bisa dibodohi dengan pernyataan-pernyataan konyol dan kelirunya.

Akhirnya, saya melihat bagaimana narasi sepihak memang sedang dibangun untuk mencitrakan Ahok sebagai sosok bak pahlawan tapi sedang mengalami kekalahan. Mereka lupa bahwa kenyataan di lapangan, intimidasi di TPS justru banyak dilakukan kubu Ahok-Djarot, bahkan politik sembako, sebagai strategi paling primitif sangat telanjang dilakukan kubu Ahok-Djarot, sayangnya tak sedikitpun fakta ini diungkap Metro TV.

Jelas, tampak sekali praktik narasi kotor sedang dilakukan Metro Realitas berkedok jurnalisme. Sayangnya, sekali lagi, narasi itu tak akan berguna dan berhasil sebab akal sehat publik terhadap literasi media saat ini sudah semakin menyala.

Masyarakat sudah semakin kritis terhadap media. Praktik-praktik kotor semacam ini sudah semestinya disudahi karena hanya akan dipandang sebagai lelucon berbau jurnalisme. Sebab tugas media mengungkap fakta, bukan mengarang cerita.

Palmerah, 25 April 2017

sumber: http://kanetindonesia.com/2017/04/25/membongkar-narasi-kotor-metro-tv-pasca-kekalahan-ahok/

Oleh: Yons Achmad

(Pengamat Media) [opinibangsa.id / pi]

Ahok Tak Kunjung Dipenjara, FPI Siapkan Aksi 313

Minggu, 26 Maret 2017

Belum dikurungnya terdakwa dugaan penodaan agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuat beberapa pihak gerah. Salah satu yang kebelet Ahok ditahan adalah Sekretaris Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) DPD DKI Jakarta, Novel Chaidir Hasan Bamukmin.

Novel menyebutkan, pihaknya bersiap menggelar aksi damai untuk terus menuntut Ahok dipenjara. Nama aksinya kali ini disebut 313 lantaran bakal digelar pada Jumat (31/3) pekan depan. Demonstrasi tersebut merupakan lanjutan dari aksi-aksi sebelumnya.

’’Di aksi 313 itu, kami akan mengundang seluruh Indonesia. Seperti aksi 212 dan 411. Kita akan kumpul di Masjid Istiqlal, kemudian long march ke depan Istana,’’ kata Habib Novel ketika dihubungi, Sabtu (25/3).

Aksi itu dimaksudkan untuk mengingatkan agar kasus Ahok tak bisa dibiarkan molor dan menghiraukan terdakwa penodaan agama bebas di luar jeruji besi. Selain itu, menurut dia, saksi-saksi yang dihadirkan
dalam 15 kali persidangan, sudah cukup untuk menjebloskan Ahok ke dalam penjara.

"Selama 15 kali sidang sudah terbukti, saksi-saksi yang dipanggilkan justru memberatkan terdakwa. Ini sudah cukup bukti," ucapnya.

Tak hanya itu, kata Novel, selama ini belum pernah ada satupun terdakwa penistaan agama yang bebas berkeliaran seperti yang dilakukan Ahok.

"Ini udah terdakwa gini hari nggak masuk penjara. Kok ini lebih enak, leluasa bebas kampanye ke sono-ke sini. Di negara mana yang ada begitu, nggak ada," klaimnya.

Untuk diketahui, sidang dugaan penodaan agama Islam dengan terdakwa Ahok masih berlanjut. Pekan depan akan memasuki tahap terakhir pembuktian dengan menghadirkan enam saksi ahli dari pihak penasehat hukum.

Adapun, pidato Ahok di Kepulauan Seribu dan menyinggung Surah Al-Maidah Ayat 51 telah berhasil membawanya ke meja hijau. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 a KUHP atau Pasal 156 KUHP. (uya/JPG) 

Mau NKRI Berkah? Inilah Nasihat Berani Habib Rizieq Syihab

Selasa, 14 Maret 2017

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) sekaligus Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Habib Rizieq Syihab menyampaikan nasihat pamungkas dalam acara Dzikir dan Shalawat Untuk Negeri di Masjid At-Tiin Jakarta Timur pada Sabtu (11/3/17) malam.

Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Habib Rizieq ialah jalan utama yang harus ditempuh agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mendapatkan limpahan berkah dari Allah Ta'ala.

"Mau NKRI berkah?" tanya Habib Rizieq.

"Kuncinya iman dan taqwa kepada Allah Ta’ala." jawabnya secara monolog di hadapan ratusan ribu kaum Muslimin di sekitar Masjid At-Tiin.

Habib menegaskan, taqwa merupakan harga mati bagi siapa yang mendamba kemakmuran, kesejahteraan, dan keberkahan.

"Ini harga mati. Ini tidak bisa ditawar. Ini tidak bisa dikompromikan." tegasnya.

Sebagai kelengkapan janji, Allah Ta'ala juga akan membinasakan siapa yang melanggar aturan-aturan-Nya yang termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

"Ini janji dan ancaman Allah Ta’ala. Bertaqwa, berkah. Tidak bertaqwa, celaka. Ini janji dan ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala." tegas Habib, dengan semangat berkobar-kobar.

"Mau NKRI berkah? Mau NKRI aman? Mau NKRI sejahtera? Kuncinya, bertaqwa." terang Habib, membakar semangat hadirin.

Habib kemudian menjelaskan makna taqwa yang paling sederhana sebagaimana disepakati oleh ulama terdahulu dan ulama akhir.

"Menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah." ungkap habib, gamblang. [Om Pir/Tarbawia]

SUMBER 

Ramai Pemilih Siluman Pilkada DKI

Rabu, 15 Februari 2017


Hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta digelar pada Rabu (15/2/17) menyisakan banyak cerita. Di antara yang paling banyak beredar di media sosial adalah adanya pemilih siluman. 

Banyak pemilih yang tidak dikenal oleh warga sekitar mendatangi tempat pemungutan suara. Mereka hanya membawa kartu tanda penduudk elektrik tanpa menyertakan surat panggilan dari KPPS setempat.

Dalam tayangan berikut, seorang berbaju putih berambut plontos ditanyai oleh seorang warga. Si baju putih yang diindikasi sebagai salah satu pemilih siluman ini tidak bisa menjelaskan dimana tempat tinggalnya.

Ia hanya menyebut lapangan bola berkali-kali. Saat ditanya 'Lapangan mana?', ia tetap menjawab 'Lapangan bola.'

Tarbawia belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang validitas video ini. Namun, video ini merupakan salah satu yang paling viral di berbagai media sosial, termasuk grup WhatsApp, fesbuk, instagram, dan twitter. [Om Pir/Tarbawia]

PILIHAN-PILIHAN DALAM KONDISI SULIT (#MiladNU91tahun)

Kamis, 02 Februari 2017





 "Kami kemari minta keadilan, kiyai"
Demikian ucap salah seorang opsir dengan nada mengancam dan wajah tak bersahabat.

Wajah kiyai Hasyim teduh dan responnya masih sangat tenang menanggapi tuntutan tersebut. Meskipun wajah para santri yang hadir saat itu kemerahan karena menahan amarah.
Tuntutan itu bermula dari pengeroyokan santri Tebuireng terhadap maling yang kepergok mencuri di pesantren sebakda magrib beberapa hari yang lalu.
Maling tersebut ternyata umpan para preman dan mucikari yang bersekongkol dengan opsir Belanda.
"Kiyai, kami berikan pilihan-pilihan sebagai balasan keadilan karena kematian rekan kami.
Pertama, Kiyai menyerahkan salah seorang santri kepada kami.
Kedua, kiyai sendiri yang menyerahkan diri.
Dan yang ketiga, terpaksa Tebuireng akan kami bakar".
Gertak opsir tersebut dengan galak.
"Tidak kisanak, itu semua kami tolak sebelum ada bukti yang kuat meninggalnya maling tersebut ".
Demikian jawab Hadratusy Syaikh dengan tenang.
Hal ini karena beliau sangat paham, dibalik semua ini ada konspirasi Belanda yang ingin menghancurkan Tebuireng karena sepak terjang beliau sudah dirasa mengusik Penjajah.
"Baiklah Kiyai, kami beri waktu satu pekan untuk berfikir dan menimbang-nimbang pilihan-pilihan ini. Kalau demikian kami mohon pamit". Tutup opsir tersebut dan segera melangkah dengan diiringi 25 orang pasukan nya.
Memasuki malam keenam dari hari ancaman tersebut Kiyai Hasyim tidak bisa tidur. Ia tatap langit dengan wajah khusyuk dan sangat mengiba kepada Allah ta'ala.
Bagaimana bisa ia serahkan salah seorang santrinya untuk dibunuh dengan alasan yang tidak jelas.
Dan untuk menyerahkan diri sungguh juga bukan pilihan yang tepat, bukan karena ia pengecut dan tidak berani mati, namun itu bentuk kekalahan kepada kedzaliman.
Namun membiarkan Tebuireng dibumi hanguskan juga bukan perkara sepele.
Pesantren ini telah dirintis dari nol dengan izin Allah dan saat ini namanya sedang berkibar di seantero nusantara.
MasyaAllah, sungguh pilihan-pilihan ini teramat sulit dan hanya kepada Allah lah tempat berserah diri dan mengadu, maka beliau habiskan malam itu dengan Tahajjud dan munajat.
Menjelang subuh ia keliling ke kamar-kamar santri untuk membangunkan mereka seperti kebiasaan yang telah dilakukan selama ini seolah tidak ada apa-apa.
Pagi harinya beliau mengumpulkan para santri senior untuk diajak musyawarah mengenai ancaman tersebut. Sebagian besar mengusulkan untuk melawan kedzaliman ini, namun Sang Kiyai terlihat tidak setuju. Meski mereka sudah banyak menguasai ilmu beladiri yang diajarkan oleh para kiyai Buntet namun melawan Belanda dalam kondisi saat itu bisa berakibat fatal.
"Saya telah Tahajjud, istikharah dan melakukan muwazanat, maka dengan Bismillah saya mengambil keputusan; kita biarkan mereka membakar Tebuireng".
Demikian ucap beliau menanggapi masukan dan saran para santrinya.
"Ingat anakku yang kita hadapi bukan hanya Belanda, namun juga para preman yang notabene adalah saudara sebangsa kita sendiri sehingga tidak tepat kita hadapi mereka secara fisik.
Dan sungguh saya sangat mencintai pesantren ini, namun membiarkan nya dibakar itu bisa lebih ringan madharatnya karena bagaimana pun kamar-kamar yang kalian huni itu dulunya adalah kamar-kamar para pelacur..
Biarlah ia hangus bersama dosa-dosa mereka yang telah taubat dan mudah-mudahan bisa kita bangun lagi dari awal".
Meskipun berat, akhirnya para santri senior itupun menerima keputusan Sang Penakluk Badai.
Persis pada malam kedelapan, para preman dan para opsir itu datang dengan kemarahan yang meluap karena mendapati pesantren telah kosong tanpa penghuni.
"Dasar kiyai tengik, pengecut, takut mati, kiyai tak bertanggung jawab...
Keluar kau Bangsat! " demikian sumpah serapah keluar dari mulut comberan mereka.
Namun yang dipanggil tak kunjung tampak karena Sang Kiyai telah membawa ratusan santrinya pergi meninggalkan lokasi.
Dan akhirnya dengan sangat garang mereka membumihanguskan pesantren Tebuireng..
Api segera melahap pesantren yang sebagian besar bangunan nya terbuat dari kayu tersebut.
Dan..
Dari jarak sekitar dua kilometer, di sebuah tanah kosong yang dikelilingi hutan perdu, Kiyai Hasyim dan ratusan santrinya menatap api yang membumbung tinggi dan asapnya menghitamkan cakrawala.
Beliau menatap nya dengan wajah penuh duka. Sedangkan ratusan santri tak kuasa menahan tangis melihat tempatnya belajar dihancurkan para penjahat.
Menjelang subuh, ketika api sudah padam dan pesantren telah menjadi abu dan puing-puing Sang Kiyai dan para santrinya menatap reruntuhan pesantren dengan perasaan yang tak bisa dilukisan...
#ibrah dan hikmah
---------------------------------------------
Saudaraku, kriminalisasi ulama tidak hanya terjadi saat ini, namun sejak zaman dahulu hal ini sudah biasa dilakukan oleh para pelaku maksiat dan penguasa yang dzalim..
Maka jangan panik dengan kondisi sosial politik kita saat ini.. Ingatlah bahwa sejarah selalu mengulang dirinya.
Yang lebih penting bagi kita adalah, saat kejadian seperti ini terulang dalam sejarah kita berada dipihak mana? Dipihak preman kah, penguasa dzalim kah atau dipihak pejuang?
*Yang kedua* seorang ulama adalah Pemimpin Umat, maka wajib kembali kepada Allah disaat kondisi seperti ini. Serahkan semua urusan hanya kepadanya. Jangan sedikit pun terlintas dalam benak kita bahwa kita bisa mengatasinya dengan usaha dan ikhtiar kita.
Dan *yang ketiga*, menggunakan _fiqih muwazanat_ adalah tugas keulamaan yang kadang bagi sebagian orang belum dipahami hikmahnya saat itu..
Maka dalam kelanjutan kisah diatas, dalam hitungan kurang dari enam bulan, Tebuireng sudah berdiri kembali dengan bangunan yang lebih kokoh dan permanen dan namanya semakin harum di nusantara.
Dan *yang terakhir*, Tebuireng sebagai markas lahirnya *NAHDHATUL ULAMA* adalah wadah perjuangan para santri dan ulama sejak dulu yang sangat anti dengan dominasi asing.
Bahkan sejak awal berdiri selalu terdepan dalam memperjuangkan Islam dan umat Islam sehingga kita semua patut berdoa semoga Ormas terbesar ini tetap istiqomah dengan _khittah_nya (1926) dan mewarisi ruh perjuangan para pendirinya...
Cinta kami untuk *Nahdlatul ulama* yang hari ini milad ke-91
Lereng Merapi, 31 Januari 2017
_Al Faqir ilallah_
Suhari Abu Fatih
#Ma'had AlFatih

SAAT MANUVER MUSUH ALLAH SEMAKIN KEJI, UMAT ISLAM HARUS BERUSAHA SEMAKIN SHOLIH


Gambaran Umum Rasulullah ﷺ tentang bagaimana kondisi suatu kaum dari zaman ke zaman :
*Pertama :*
-----------
KEJAHATAN YANG DITUJUKAN KEPADA UMAT ISLAM SELALU LEBIH BURUK DARIPADA SEBELUMNYA.
Rasulullah ﷺ bersabda :
لا يأتي عليكم زمان إلا والذي بعده شر منه حتى تلقوا ربكم ) أخرجه البخاري في صحيحه من حديث الزبير بن عدي
"Tidaklah datang kepada kalian suatu masa kecuali setelahnya lebih jahat dari sebelumnya, sehingga engkau akan bertemu dengan Allah (Robb kalian)." (HR. Bukhari).
*Hadist diatas sangat relevan dengan kondisi yang dialami oleh Umat Islam saat ini.*
Jika direnungkan dengan seksama, tentu kita akan sadar bahwa apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ benar-benar terbukti dan kita alami saat ini.
Perlakuan musuh-musuh Allah terhadap Umat Islam dari waktu ke waktu semakin kejam dan brutal. Dan kondisi ini lebih buruk daripada perbuatan mereka sebelumnya.
Berbagai elemen - struktur penyelenggara negara tampak semakin melemah dan kendor dari pijakan ideologi Keislaman-nya, mudah terbawa arus propaganda musuh Allah, hingga semakin terlihat kengganannya berpihak pada Umat Islam.
*Kedua :*
---------
PEMENGANG KEKUASAAN MENJADI SANGAT DOMINAN DAN BERBUAT SEMENA-MENA.
Rasulullah ﷺ bersabda :
.....ثم تكون ملكا عاضا فيكون ماشاءالله أن يكون......
Kemudian akan ada kerajaan (penguasa) yang penindas yang berlangsung sampai masa yang dikehandaki Allah...
(HR. Albaihaqi. Di Sohihkan oleh Al AlBani dalm Silsilah Ahadits Shohihah).
Rasulullah ﷺ mendoakan para pemimpin kaum (negara) yang telah menyengsarakan rakyatnya.
Hadits dari 'Aisyah Rodhiallahu 'Anha, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berdoa:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أمْرِ أُمَّتِي شَيْئاً فَشَقَّ عَلَيْهِمْ ، فاشْقُقْ عَلَيْهِ ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ ، فَارفُقْ بِهِ
_Ya Allah, barang siapa yang diberikan amanah mengurus urusan umatku lalu dia mempersulit mereka maka persulitlah dia, dan barang siapa yang diberikan amanah mengurus urusan umatku lalu dia berlaku baik kepada mereka, maka, perlakukanlah dia dengan baik pula._
(HR. Muslim No. 1828, Ahmad No. 24622, Ibnu Hibban No. 553, Abu ‘Uwanah No. 7025, dll)
*Ketiga :*
---------
PEMEGANG KEKUASAAN SANGAT RINGAN DALAM MELAKUKAN BERBAGAI MANIPULASI.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»
“Akan datang ke pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan, saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara.” Ditanyakan: “Apakah Ar-Ruwaibidhah?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh (Ar Rajul At Taafih) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.”
(HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912. Dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad No. 7912. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: sanadnya jayyid. Lihat Fathul Bari, 13/84).
*Keempat :*
-----------
ELEMEN PENGAMAN BANGSA TIDAK TAKUT AKAN MURKA ALLAH.
Rasulullah ﷺ bersabda :
"سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شَرَطَةٌ، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللَّهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ".
"Akan datang di akhir zaman adanya petugas keamanan yang di pagi hari di bawah kemurkaan Allah, dan sore harinya di bawah kebencian Allah. Hati-hatilah kamu menjadi bagian dari mereka."
(HR. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 7616. Imam Al Munawi mengatakan: shahih. Lihat _At Taisir bi Syarh Al Jaami’ Ash Shaghiir,_ 2/192).
*Kelima :*
---------
KEBENCIAN TERHADAP ARAB SEMAKIN TERANG-TERANGAN.
Rasulullah ﷺ bersabda :
يا سلمان لا تبغضنى فتفارق دينك. قلت يارسول الله كيف ابغضك وبك هدانا الله. قال تبغض العرب فتبغضني
_Wahai Salman. Janganlah kamu membenciku. Hal itu akan berdampak engkau akan terlepas dari Agamamu. Salaman bertanya ; Bagaimana aku membencimu. Pada hal kami mendapat Hidayah karena keberadaanmu?. Engkau membenci Arab maka kau telah membenciku._
(HR. At Tirmidzi No. 3927, katanya: hasan. Ahmad No. 23731, Al Hakim dalam _Al Mustadrak_ No. 6995, katanya: shahih. Sebagian ulama yg lain menilai hadits ini doif).
*Ketujuh :*
----------
ZINA DAN RIBA MERAJALELA
Rasulullah ﷺ bersabda dalam suatu riwayat :
Dari Ibnu ‘Abbas _Radhiallahu ‘Anhuma,_ bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ حَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ كِتَابَ اللهِ
_Jika zina dan riba sudah muncul di sebuah negeri maka mereka telah menghalalkan azab yang ditetapkan Allah ﷻ ._
(HR. Al Baihaqi, _Syu’abul Iman_ No. 5416. Al Hakim, Al Mustadrak No. 2261, kata Al Hakim: _shahihul isnad_. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam _Shahihul Jami’_ No. 679).
*Kedelapan :*
-------------
JUMLAH ULAMA SEMAKIN SEDIKIT
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
_Sesungguhnya Allah tidaklah menghapuskan ilmu begitu saja dari manusia. Tapi dihapuskannya dengan mewafatkan ulama, sampai Ulama tidak tersisa. Manusia pun mengambil tokoh-tokoh bodoh, lalu mereka ditanya, dan berfatwa tanpa ilmu sehingga mereka sesat dan menyesatkan._
(HR. Al Bukhari)
*Kesembilan :*
--------------
KONDISI UMAT BANYAK NAMUN TIDAK BERKUALITAS.
Rasulullah ﷺ bersabda:
يوشك الأمم أن تداعى عليكم، كما تداعى الأكلة إلى قصعتها. فقال قائل: ومِن قلَّةٍ نحن يومئذ؟ قال: بل أنتم يومئذٍ كثير، ولكنكم غثاء كغثاء السَّيل، ولينزعنَّ الله مِن صدور عدوِّكم المهابة منكم، وليقذفنَّ الله في قلوبكم الوَهَن. فقال قائل: يا رسول الله، وما الوَهْن؟ قال: حبُّ الدُّنيا، وكراهية الموت
"Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." Seorang laki-laki berkata, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?" beliau menjawab: "Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan ke dalam hati kalian Al Wahn." Seseorang lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apa itu Al Wahn?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."
(HR. Abu Daud No. 3745. Syaikh Bin Baaz mengatakan: hasan. Lihat _Majmu' Al Fatawa,_ 5/106).
Subhanallah...
Betapa gambaran yang telah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ diatas sangat identik dengan realita yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini.
Tentu sebagai Muslim kita merasa gelisah, sering muncul perasaan khawatir yang sangat dengan kondisi Negri kita saat ini.
Kendati demikian ...
SEBAGAI MUKMIN KITA TETAP TIDAK BOLEH BERPUTUS ASA.
Karena ...
Harapan kebangkitan Umat Islam tetap masih ada, selama masih ada baik Kelompok ataupun secara pribadi dari Umat Islam yang memiliki karakter sebagai berikut :
🔲 Para Ulama dan Umat bersatu dengan tekad bersama-sama berjuang dalam Menegakkan Kalimatullah.
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
_Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!_ (QS. An Nisa: 71)
🔲 Para Pemuda Muslim siap untuk bangkit dan memiliki semangat bagai Pemuda As-Habul Kahfi.*
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
_Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk_.
(Qs. Al Kahfi: 13)
🔲 Umat Islam sadar bahwa dirinya harus meningkatkan taqwa-nya kepada Allah ﷻ dan berusaha untuk istiqomah dijalan taqwa itu.
Dari Tsauban _Radhiallahu ‘Anhu_, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
_“Ada segolongan (thaifah) umatku yang senantiasa di atas kebenaran, tidaklah memudharatkan mereka orang-orang yang memusuhi mereka, sampai Allah datangkan urusannya (kiamat), dan mereka tetap demikian.”_
(HR. Muslim No. 1920, At Tirmidzi No. 2229, Ibnu Majah No. 6).
🔲 Ulama dan Umat memiliki keberanian menasihati Pemimpin yang dzalim.
Dari Abu Sa'id Al Khudri _Radhiallahu 'Anhu_, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْجِهَادِ كَلِمَةَ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
_Sesungguhnya jihad yang paling agung adalah mengutarakan perkataan yang benar dihadapan pemimpin yang zalim._
(HR. At Tirmidzi No. 2329, katanya: hasan).
Mari kita renungkan Nasihat Imam Hasan Al Banna saat kita berada dalam situasi sulit seperti saat ini :
ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻠﻤﻮﺍ ﺃﻻ ﻣﻠﺠﺄ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻪ
ﻭﻻ ﺗﻨﺘﻈﺮﻭﺍ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻨﺼﺮ
ﻭﺍﻟﺘﺄﻳﻴﺪ ﻓﺄﻟﺤﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ
ﻭﺍﺟﺘﻬﺪﻭﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﻞ
PERTAMA :
-----------
"Agar kalian semua tahu dan menyadari betul, bahwa tidak ada tempat bersandar kecuali kepada Allah.
KEDUA :
---------
Dan agar jangan pernah kalian menanti dukungan dan kemenangan kepada seorangpun kecuali kepada Allah.
KETIGA :
---------
Oleh karenanya ikhwah sekalian, merengeklah kepada Allah dalam doa-doa kalian.
KEEMPAT :
-----------
Dan bersungguh-sungguhlah dalam beramal !"
Masya Allah ...
Sungguh nasihat yang begitu tepat bagi kaum Muslimin negri ini.
Wahai Saudaraku ...
Marilah kita segera bertaubat dan merengek-rengek kepada Allah ﷻ agar kita segera terlepas dari Kezaliman Penguasa dan Fitnah Media sebagaimana yang kita alami saat ini.@BE
والله أعلم بالصواب
Diolah dari beberapa
Tulisan.
📝 : Ustadz Abdul Aziz Abdur Ro'uf, Lc
حفظه الله تعالى
Published by :
_____________________
MQM Membangun
Pribadi Q U R 'A N I
==============
Jakarta, 3 Feb 2017

Mengapa Pengikut Habib Rizieq Kian Bertambah? Ini Jawaban Pengamat

Rabu, 25 Januari 2017

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachri Ali menilai masyarakat kian akrab dengan nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Menurut Fachri, ini disebabkan sosok Rizieq yang dianggap ditunggu umat Islam, di tengah minimnya kepedulian kelompok elite terhadap masyarakat.

Rizieq dinilai kerap menanggapi kebijakan pemerintah, yang kemudian direspons positif oleh pengikutnya.

Kini, pengikutnya diprediksi semakin banyak jumlahnya.

"Apa yang dilakukan Rizieq mengkonsentrasikan kekuatan," ujar Fachri dalam seminar bertajuk "Pergeseran Kepemimpinan Islam" di Univeritas Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).

Menurut Fachri, sejumlah partai yang ada saat ini telah dikuasi kalangan elite.

Kondisi ini menimbulkan antipati dari masyarakat terhadap pemerintah.

Di waktu yang bersamaan, muncullah Rizieq yang kerap merespons pemerintah.

Oleh karena itu, aksi pada 4 November dan 2 Desember menyita perhatian publik yang sangat besar.

Ia melanjutkan, hal hampir serupa sebelumnya juga pernah terjadi, yakni saat Joko Widodo (Jokowi) belum menjadi presiden.

Jokowi yang saat itu banyak didukung masyarakat diharapkan dapat meng-counter para elite yang berkuasa.

"Keterpilihan Jokowi adalah pemilihan terdashyat mengalahkan elite. Tapi sekarang? " kata dia.

Menurut Fachri, popularitas Rizieq menjadi fenomena baru untuk dikaji lebih jauh.

"Apakah ini merupakan pergeseran kepemimpinan Islam?" ujarnya. [opinibangsa.com / tnc]

Rectoversi Banyak Macamnya, Kenapa Pilih Yang Menyerupai Palu-Arit?

Selasa, 24 Januari 2017

Eramuslim.com – Mencegah terjadinya kegaduhan dan kontroversi di Masyarakat, harusnya dideteksi dari wala, salah satunya mengapa metodologi Rectoverso pada uang kertas cetak NKRI yang baru, mengambil rectoverso pada logo BI dengan memancing persepsi publik mirip palu arit Logo PKI
Sementara RECTOVERSO adalah gambar yang saling mengisi antarmuka belakang dan depan. Salah satu contoh retoverco yang kita temui sehari-hari adalah ikon gambar di uang kertas. Misalkan, ada sebuah retoverso yang secara utuh berupa lingkaran yang di dalamnya ada 5 kelopak, berjajar teratur dan berpusat pada satu titik tengah
Mungkin benar yang disampaikan Habib Rizieq Shihab seusai pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya siang ini, Habib Rizieq Shihab mengatakan  “Teknologi pengamanan uang kertas dengan metodologi rectoverso itu mempunyai ribuan alternatif bentuk, kenapa bentuknya seperti palu arit PKI, kenapa tidak diambil bentuk lain?”
palu-aritBahkan Habib Rizieq Shihab menunjukkan solusi gambar gambar Rectoverso alternatif seandainya BI tidak ingin memancing reaksi dari masyarakat dengan dikaitkan rectoverso yang mirip palu arit PKI
Tidak perlu ada asap kalau tidak ada api, Masyarakat hanya menggunakan kepeduliannya terhadap bangsa atas bahaya laten komunis yang mungkin masih bisa terjadi, dan sudah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tidak untuk memancing persepsi publik lebih jauh terkait rectoverso yang ada pada uang cetak baru
Tidak perlu ada Kegaduhan, seandainya ada pencegahan sejak dari awal, ditambah lagi masih ada solusi alternatif yang lain untuk tidak memancing reaksi. (kl/ln)

HAFIDZ QURAN ITU BERNAMA NURUL FAHMI (PEMUDA YANG DITANGKAP KARENA TULISAN BENDERA TAUHID DI BENDERA INDONESIA)

Senin, 23 Januari 2017

Sungguh, Allah Tidak Pernah Keliru Menunjuk TentaraNya...
Hari ini saya bersama teman saya berkunjung ke rumah orangtua dan istri Bang Nurul Fahmi (NF) untuk sekedar memberi dukungan moril. Masya Allah, betapa saya berkali-kali merinding mendengar cerita sang ibu dan istrinya.
Ya, sebagaimana penuturan kuasa hukum Bang Fahmi, Kamil Pasha, bahwa memang benar bendara merah putih yang bertuliskan kalimat tauhid itu telah dibawanya dalam setiap aksi Bela Islam. Dan pada Senin (16/1/2017) pun bendara ini dia bawa ketika longmarch dari masjid Al-Azhar ke mabes polri. Sang Ibu menuturkan bahwa bang fahmi bercerita kalau sepulang longmarch dia merasa ada orang-orang yang memotonya. Tapi dia tak berpikir macam-macam.
Keesokan harinya, mulailah sosmed dihebohkan oleh berita bahwa kapolri akan mengusut pelecehan bendera merah putih yang dituliskan bahasa arab. Bang Fahmi pun kaget. Sebab dia benar-benar baru tahu bahwa ada pasal terkait dengan hal itu. Dia murni melakukan hal itu karena ketidaktahuannya dengan pasal tersebut. Ini jelas wajar, sebab kita bukan pertama kali melihat ada bendera merah putih digambar dan ditulis, bukan? Telah begitu banyak bendera merah putih yang diukirkan gambar dan tulisan oleh berbagai oknum dan itu tidak pernah dipermasalahkan apalagi sampai dipolisikan. Kalau lah memang menulisi bendera adalah bentuk kriminal tentu bang Fahmi bukan orang pertama yang ditangkap. Maka ini jelas sekali ada bentuk ketidakadilan aparat kepolisian terhadap umat Islam.
Kemudian Bang Fahmi pun mengabari Ibunya tentang berita tersebut dan menghubungkannya dengan peristiwa sepulang longmarch saat dia merasa ada orang-orang yang memoto dirinya.
Wallahi, pernyataan Ibunya inilah yang membuat saya benar-benar terharu sekaligus merinding, "Kamu harus tegar. Kita ada di jalan yang benar. Orang hebat memang harus ada ujiannya. Semangat!" Demikian kata sang Ibu saat mendapati berita pengusutan itu.
Ya Robb...
Pada hari Kamis, Bang fahmi mendapat panggilan kerja di sekolah alam sebagai guru tahfidz dan rencananya akan aktif mengajar Senin besok. Ba'da itu, Bang Fahmi konsultasi kepada Ust. Munawir terkait berita tersebut. Ust. Munawir pun menyarankan agar dia meminta bantuan kepada LBH Munarman. Bang Fahmi baru berencana akan kesana esok pagi (Jumat). Dan Kamis sore itu ia memutuskan untuk menginap di rumah kakaknya di Cilandak. Saat itu dia mulai merasa bahwa ada orang-orang yang mengikutinya. Tapi dia tetap tenang.
Jumat (20/1/2017) dini hari, pukul 01.00 polisi datang menggerebek rumah itu dan menangkap bang Fahmi. Dari penuturan sang Ibu jumlah polisi itu 23 orang. "Mereka menangkap anak saya seperti menangkap seorang gembong narkoba". Dari Cilandak itu, para polisi pun datang ke kediaman orangtua Bang Fahmi di Tanah 80 untuk mencari barang bukti.
Demikian sampai saat ini Bang Fahmi masih ditahan. Tapi masya Allah betapa indah persaudaraan dalam Islam, sang Ibu menuturkan begitu banyak pengacara yang menawarkan bantuan sukarela untuk membebaskan Bang Fahmi. Sekitar 20 orang. Sampai akhirnya dibuatlah sebuah Tim. Doakan ya saudara sekalian, semoga bang Fahmi cepat dibebaskan.
Saat hendak berpamit pulang, sang Ibu mengantar kami menuju kediaman mertua bang Fahmi, tempat sementara dimana Istri dan anak Bang fahmi yang baru lahir tinggal. Ya, 8 Januari lalu, Hafidza Nur Qaila, baru saja dilahirkan. Saat pertama melihatnya, mata saya tertuju pada sebuah Al-Qur'an yang terletak tepat di atas kepala dede Hafidza. "Biasanya, abinya mengajikan dia setiap pagi sebelum berangkat kerja." Cerita sang Istri. Mungkin dia melihat kemana arah mata saya memandang. Allah... betapa terharunya saya. Wahai Nak, kamu pasti rindu kan mendengar tilawah abimu? Bersabar sebentar ya sayang, Abimu sedang berjuang melawan ketidakadilan!
Mendengar berbagai tutur kata sang istri tentang suaminya, saya menarik satu kesimpulan. "Wahai Allah, kini saya tahu mengapa Engkau memilihnya!"
Ternyata Bang Fahmi telah merampungkan program tahfidz Qur'an di Masjid Qiblatain, Arab Saudi.
Ya, dia seorang hafidz Qur'an. Dadanya penuh dengan ayat-ayat Allah. Pantas, sangat pantas jika dia marah ketika seorang Ahok menghina ayat suciNya. Pantas jika dia kemudian tidak pernah absen sekali pun dalam aksi-aksi Bela Islam ini. Karena dia memang mencintai Al-Qur'an. Mencintai Islam. Dia sedang menunjukkan keberpihakannya. Dan Allah menguji cintanya... Apa dia menyerah? Tentu tidak.
Saat ditanya kuasa hukumnya apakah dia kapok? Jawabannya, "TIDAK." Dan dia menghadapi ini semua dengan tenang. Sampai Pak Polisi heran dan berkomentar... "kok tenang banget sih."
Wahai Pak Polisi, bagaimana ia bisa gelisah sementara hatinya penuh dengan Al-Qur'an? Sementara jiwanya sarat dengan cinta pada Allah? Kau mungkin bisa memenjarakan fisiknya, tapi tidak dengan semangatnya! tidak dengan cintanya! Sungguh kasus yang menimpanya justru semakin meningkatkan pendirian kami (umat Islam) bahwa kami akan tetap memperjuangkan keadilan. Bahwa keadilan ini adalah HAK kami yang telah kalian rampas dan campakkan!

Aparat Penegak Hukum Harusnya Bersikap Persuasif Terhadap Tindak Pidana Terkait Bendera Negara

By Yusril Ihza Mahendra
Polisi dan aparat penegak hukum lainnya hendaknya berhati-hati menerapkan pasal2 pidana dalam UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara. Pelanggaran pasal2 larangan membuat tulisan, gambar dan coretan pada Bendera RI perlu persuasif karena masyarakat awam, bahkan pejabat negara, birokrat dan bahkan penegak hukum sendiri banyak yang belum paham tentang bendera negara, ukuran, bahan pembuatannya, tatacara penggunaannya dan larangan-larangannya.
Bendera Negara RI sang saka merah putih itu, menurut UU, ukurannya pasti yakni warna merah dan putih sama besarnya. Lebar bendera adalah 2/3 ukuran panjangnya. Bahannya terbuat dari kain yang tdk mudah luntur. Ukurannya untuk keperluan2 tertentu juga sudah diatur oleh UU. Dengan demikian, tdk semua warna merah putih adalah otomatis dalah bendera negara RI. Kain yang berwarna merah putih namun tidak memenuhi kreteria syarat2 untuk dapat disebut sebagai bendera RI, bukanlah bendera RI. Ambillah contoh, kaleng susu manis bekas yang bagian atasnya dicat merah dan bagian bawahnya dicat putih, kaleng merah putih itu bukanlah bendera negara RI. Warna merah putih seperti di kaleng susu bekas itu paling tinggi hanyalah "merepresentasikan" bendera RI, namun samasekali bukan bendera RI. Semua ketentuan itu diatur dalam Pasal 4 UU No 24 Tahun 2009.
Selanjutnya Pasal 24 UU No 24 Tahun 2009 itu memuat larangan antara lain larangan merusak, merobek, menginjak-injak, membakar atau melakukan perbuatan lain dengan maksud untuk "menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara". Mereka yang melanggar larangan ini diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah.
Larangan juga dilakukan terhadap setiap orang untuk "mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara". Terhadap mereka yang melakukan apa yang dilarang ini diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahu atau denda paling banyak seratus juta rupiah.
Dari rumusan delik pidana UU No 24 Tahun 2009 ini, jelas terlihat bahwa terhadap mereka yang merusak, merobek, menginjak-injak, membakar atau melakukan perbuatan lain yang dilarang undang-undang ini haruslah ada unsur kesengajaan dan niat jahat untuk menodai, menghina atau merendahkan kehormatan bendera negara. Jadi mereka yang tidak sengaja dan tidak mempunyai niat untuk menodai, menghina dan merendahkan kehormatan bendera negara, tidaklah dapat dipidana karena perbuatannya itu.
Namun lain halnya terhadap mereka yang mencetak, menyulam dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain sebagaimana disebutkan dalam Pasal 67 huruf c undang-undang ini, unsur kesengajaan dan niat untuk menodai atau merendahkan martabat bendera negara itu tidak perlu ada. Jadi siapa saja yang melakukannya, sengaja maupun tidak sengaja, ada niat untuk menodai, menghina dan merendahkan atau tidak, perbuatan itu sudah dapat dipidana dengan ancaman penjara paling lama setahun atau denda paling banyak seratus juta rupiah.
Ancaman pidana paling lama setahun terhadap pelanggaran Pasal 67 huruf c di atas, menunjukkan bahwa tindak pidana ini tergolong sebagai tindak pidana ringan. Karena itu, saya berpendapat penegakan hukum atas pasal ini hendaknya dilakukan oleh aparat penegak hukum dengan cara yang bijaksana, jangan dilaksanakan dengan tergesa-gesa. Apalagi penegakannya dilakukan tebang pilih terhadap mereka-mereka yang tidak disukai dan berseberangan dengan pemerintah. Sementara yang lain, yang melakukan perbuatan yang sama, tidak diambil langkah penegakan hukum apapun.
Mengapa saya katakan penerapan Pasal 67 huruf c itu, katakanlah terhadap seseorang yang menulis huruf-huruf atau angka, harus dilakukan secara bijak? Sebabnya adalah sebagian besar warga masyarakat belum mengetahui bahwa perbuatan tersebut dilarang dan dapat dipidana. Ketidaktahuan itu juga ada di kalangan pejabat birokrasi pemerintah dan bahkan pada aparat penegak hukum sendiri. Coba saja search di internet, niscaya adanya tulisan pada bendera negara itu akan kita dapati dalam jumlah sangat banyak.
Saya ingat jauh sebelum adanya UU No 24 Tahun 2009, adanya tulisan2 pada bendera negara kita tatkala umat Islam dari negara kita menunaikan ibadah haji. Biasanya bendera itu dikibarkan oleh ketua rombongan agar jemaah tidak tersesat dan terpisah dari rombongan. Sekarangpun hal itu masih terjadi. Saya pernah memberitahu ketua sebuah rombongan umroh bahwa menulis sesuatu pada bendera itu dilarang undang-undang dan dapat dihukum. Merekapun terkejut dan mengatakan samasekali tidak mengetahui hal itu.
Kasus Nurul Fahmi
Hari ini Sabtu 21/1/2017 polisi telah menahan Nurul Fahmi yang membawa bendera merah putih bertulisan Arab yang diduga kalimah tauhid dan di bawahnya ada gambar pedang bersilang dan dipasang di sepeda motor waktu demo FPI di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan bahwa Fahmi diduga melanggar Pasal 66 jo Pasal 24 subsider Pasal 67 UU No 24 Tahun 2009.
Pengenaan Pasal 66 terhadap apa yang dilakukan Fahmi adalah sesuatu yang berlebihan. Pasal 66 itu seperti telah saya katakan di atas, dikenakan terhadap mereka yang dengan sengaja merusak, merobek, menginjak-injak, membakar dan seterusnya dengan maksud untuk menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan bendera negara. Fahmi samasekali tidak melakukan ini. Dia hanya membawa bendera merah putih yang ditulisi kalimat tauhid dan digambari pedang bersilang. Karena itu, pasal yang tepat dikenakan untuk Fahmi adalah Pasal 67 huruf c yakni menulis huruf atau tanda lain pada bendera negara.
Polisi nampak dengan sengaja mengenakan Pasal 66 yang lebih berat kepada Fahmi, padahal itu diduga tidak dia lakukan. Sementara terhadap apa yg dilakukannya, yang seharusnya dikenakan Pasal 67 huruf c, justru dijadikan subsider. Selain membolak-balik pasal dalam kasus Fahmi, tindakan penahanan terhadap Fahmi juga dapat dianggap sebagai tindakan berlebihan. Sebab ancaman pidana dalam Pasal 66 itu bukan di atas lima tahun, melainkan selama-lamanya lima tahun.
Pada hemat saya, polisi hendaknya mendahulukan langkah persuasif kepada setiap orang yang diduga melanggar Pasal 67 huruf c, sebelum mengambil langkah penegakan hukum. Sebab jika langkah penegakan hukum atau law inforcement dilakukan terhadap Fahmi, langkah serupa harus dilakukan terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran yang sama. Bahkan langkah penegakan hukum itu harus pula dilakukan terhadap aparat penegak hukum sendiri yang juga patut diduga melakukan pelanggaran yang serupa.
Jika langkah penegakan hukum itu hanya dilakukan terhadap Fahmi, terlepas dia anggota FPI atau bukan, namun dia ditahan gara-gara membawa bendera yang diberi tulisan kalimat tauhid itu pada waktu ada demo FPI, maka terkesan penegakan hukum ini terkait langsung maupun tidak langsung terhadap FPI. Sementara perorangan yang terkait dengan ormas-ormas yang lain yang melakukan hal yang sama, belum ada langkah penegakan hukum apapun juga.
Karena itu, saya menghimbau polisi untuk bersikap obyektif dan mengambil langkah hukum yang hati-hati untuk mencegah kesan yang kian hari kian menguat bahwa polisi makin menjauh dari umat Islam dan sebaliknya makin melakukan tekanan. Tidak semua orang, bahkan di kalangan umat Islam sendiri, setuju dengan langkah2 yang diambil oleh FPI dalam segala hal. Hal itu normal saja dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun menjauh dari Islam dan umatnya, tidak akan membuat negara ini makin aman dan makin baik. Karena itu, hikmah- kebijaksanaanlah yang harus ada dan dikedepankan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Jakarta, 23 Januari 2017
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ekspresi Bebas Arowan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger