Diberdayakan oleh Blogger.

Orang Islam Dilarang Menggunakan Kata RIP untuk Orang Meninggal

Sabtu, 28 Maret 2015

Pertama: Jika ucapan tersebut adalah kebiasaan orang-orang kafir maka hukumnya haram karena seorang muslim diharamkan menyerupai orang-orang kafir. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Al-Irwa’: 1269]

Kedua: Kalaupun ucapan tersebut bukan kebiasaan orang-orang kafir maka tetap saja tidak dibenarkan karena tidak berdasarkan dalil Al-Qur’an & As-Sunnah, dan tidak pula bermakna do’a. Adapun yang disyari’atkan adalah mengucapkan istirja’ (innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’un) dan mendo’akan agar si mayit diampuni, dengan do’a-do’a yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, seperti do’a Nabi shallallahu’alaihi wa sallam untuk Abu Salamah,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَبِى سَلَمَةَ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِى الْمَهْدِيِّينَ وَاخْلُفْهُ فِى عَقِبِهِ فِى الْغَابِرِينَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ وَافْسَحْ لَهُ فِى قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Ya Allah ampunilah Abu Salamah, angkatlah derajatnya di tengah orang-orang yang mendapatkan hidayah, gantikanlah sepeninggalnya untuk orang-orang yang ia tinggalkan, ampunilah kami dan dia ya Rabbal ‘aalamiin, luaskanlah kuburannya dan terangilah dia padanya.” [HR. Muslim dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]

Ketiga: Jika makna ucapan tsb adalah, “Beristirahatlah dalam damai” maka itu tidak benar, sebab kita tidak tahu kondisi orang yang mati, apakah ia dalam keadaan mendapat nikmat atau azab kubur. Demikian pula setelah hari kebangkitannya, kita tidak tahu apakah ia termasuk penghuni surga atau neraka.

Keempat: Jika si mayit itu mati dalam keadaan kafir maka sudah pasti ia termasuk penghuni neraka, bagaimana bisa dikatakan: Beristirahatlah dalam damai.


Sumber: Sini

ISIS Itu Adalah Rekayasa Untuk Mengalihkan Isu

Jumat, 27 Maret 2015

By: Ust. Azzam Mujahid Izzulhaq

Lalu tiba-tiba ia menjadi trend topic
di Indonesia, tentulah juga ada yg
merekayasa. Untuk tujuan tertentu,
menutupi isu tertentu, merusak citra
tertentu dan menaikkan citra
tertentu.
ISIS di Indonesia, yg diawali dengan
(katanya) 'menghilangnya' turis
Indonesia di Turki, lalu kemudian
aksi-aksi (drama) penangkapannya,
kemudian berakhir di pernyataan
dalam forum debat bahwa Hamas
buatan Israel dan ISIS adalah
bagian dari Ikhwanul Muslimin.
Sungguh kentara agenda
terselubung yg ingin di bangun.
Pertama, merusak hubungan
bilateral Turki dan Indonesia. Kita
tahu bahwa Turki sedang dalam
proses desekularisasi dan re-
Islamisasi. Dan salah satu
pendukungnya adalah para Islamis
Moderat di Indonesia. Banyak hal yg
saat ini dibangun dan
dikerjasamakan antara Islamis
Moderat di Turki dan Islamis
Moderat di Indonesia. Dan ini yg
membuat para Islamic-haters gerah.
Agenda besar di tahun 2023 yg akan
mengguncang peradaban dunia
(Islam khususnya), membuat para
aktivis pembenci Islam dag dig dug.
Apalagi, rekonsiliasi para pemimpin
negara-negara berpenduduk
mayoritas Islam seperti Arab Saudi,
Qatar dan Turki akan semakin
mempercepat dan memperkuat
terciptanya sebuah tatanan
kehidupan dunia yg baru membuat
blok tersendiri di dunia ini.
Masih ingat penangkapan relawan
asal Turki di Sulawesi Selatan
beberapa bulan lalu? Lalu sekarang
muncul isu WNI yg hilang di Turki
karena (diduga) ikut ISIS? Apakah ini
kebetulan? Tidak.
Kedua, merusak citra Islamis
Moderat di Indonesia. Kita tahu,
bahwa begitu besar dukungan
kemanusiaan yg dimotori oleh para
Islamis Moderat kepada negara
Palestina dan faksi perjuangannya
HAMAS. Bahkan, Paleatina dan
HAMAS sudah menjadi bagian dari
darah perjuangan para Islamis
Moderat ini, disamping dari
mewujudkan negara yg adil dan
sejahtera dalam agenda lokalnya.
Dan 'kebetulan', para Islamis
Moderat ini bersebrangan dalam
pandangan politiknya dengan
pemerintahan liberal sekular yg baru
di Indonesia. Sehingga, isu ISIS ini
sebetulnya ditujukan untuk
memberangus Islamis Moderat dan
gerakannya yg saat ini selalu
mengkritisi kebijakan pemerintah
Indonesia.
Ketiga, menutupi isu besar
ketidakmampuan pemerintahan
liberal sekular yg diusung Joko
Widodo dalam mewujudkan janji-
janji politiknya. Hingar bingar KPK
dan Polri sudah meredup. Kisruh
APBD Jakarta juga sudah tidak laku
lagi karena malah bisa menyeret
Gubernur dan Mantan Gubernur
(Presiden) ke meja hijau. Butuh isu
yg lebih 'wow', maka dipilihlah
isubyg sedang menginternasional,
yakni isu ISIS.
Demonstrasi besar-besaran di tiap
kota atas ketidakpuasan masyarakat
atas kinerja pemerintah pun tak
luput dari hal yg harus ditutupi.
Keempat, menaikkan citra Polisi
Indonesia setelah kasus hukum dan
politik petingginya melanda. Kapolri
yg tak kunjung dilantik, rekening
gendut sampai kinerja aparat di
lapangan yg mengendur. Dengan isu
ISIS, akan terlihat bahwa ada
'pahlawan' negara yg (konon)
membela keutuhan bangsa.
Tentu saja, sutradara dari isu ISIS di
Indonesia ini handal. Namun,
sehandal-handal tupai melompat, ia
akan jatuh juga. Sepandai-pandai
menutupi, yg ditutupi adalah
bangkai yg sudah busuk tak terkira.

Kenapa Allah tidak membiarkan dunia ini damai dan sejahtera?

Kamis, 26 Maret 2015

Oleh Zulfi Akmal
(Al-Azhar Cairo)

Ketika mengaji kitab Nurul Yaqin dengan guruku almarhum ustadz Syamsul Mashri di pesantren dulu, aku sempat mengajukan pertanyaan seperti ini:

"Kenapa Allah tidak membiarkan dunia ini damai dan sejahtera seperti yang pernah terjadi di zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam waktu lama? Kenapa selalu ada kemelut?"

Beliau menjawab begini:

"Dunia ini diciptakan Allah sebagai ladang amal dan ujian bagi manusia, bukan kampung tempat pembalasan. Bila dunia ini berjalan tanpa cobaan dan rintangan, di mana letak ujiannya bagi manusia?

Bagaimana cara mengetahui orang yang baik dan jahat, siapa yang taat dan siapa yang durhaka, siapa yang sabar dan siapa yang tidak sabar, siapa yang adil dan siapa yang zalim, siapa pembela kebenaran dan siapa pendukung kebatilan, siapa yang berhak masuk surga dan siapa yang mesti direndam dalam neraka?

Keadilan, keamanan, kesejahterahan itu datangnya atas usaha manusia, bukan hadiah cuma-cuma yang turun dari langit. Usaha mewujudkan itulah yang dinilai oleh Allah.

Perdamaian dan kesatuan hati manusia, muslim khususnya adalah dengan mewujudkan seluruh syaratnya. Yaitu dengan kekuatan iman dan keteguhan berpegang pada tali Allah.

Sepanjang hal itu tidak dilakukan, perdamaian tidak akan pernah terjadi dipermukaan bumi ini.

Tidak ada masalah bila dunia dipenuhi angkara murka, kezaliman, dan kedurhakaan. Yang penting dirimu tetap teguh pada posisi yang benar dan berjalan bersama para pembela kebenaran, sekalipun daging dan tulangmu harus hancur berantakan dan darahmu tumpah membasahi bumi".

Semoga Allah merahmatimu wahai guruku dan memberikan hidayah serta kesabaran kepadaku dalam mengarungi kehidupan ini sampai datang waktunya menyusul ke alam sana.


Sumber : Klik Disini

Lagu Haddad Alwi (Ya Thoyyibah) Syirik, Haram Bagi Ummat Islam

Rabu, 25 Maret 2015

STOP! 
PERHATIKANLAH HAL BERIKUT INI!!
Berkata al’Allamah Shalih asSuhaimiy hafizhahullah: “Ya Thaybah …! Ya Thaybah…! “ Ini adalah SYIRIK.
Iya. Ini jelas syirik. Engkau memanggil/menyeru/berdoa kepada Thaybah, yaitu orang selain Allah.
“Ya Dawal ‘ayanaa” (Wahai yang menyembuhkan penyakit kami) Siapa yang bisa menyembuhkan
orang yang sakit?!!! Allah ataukah Thaybah ?!! 
Jika engkau berdoa kepada Thaybah untuk menyembuhkanmu maka engkau telah musyrik !! 
Dan sekarang ini lagu tersebut diputar/diedarkan bebas di berbagai handphone (bahkan di tengah-tengah anak-anak kecil) dan beredar-luas di semua tempat !! Lihat Di Sini

Catatan: Lirik lagu ini di Indonesia dipopulerkan oleh seorang biduan pria bernama Hadad Alwi hadahullah..
Perhatikan teksnya yang sangat membahayakan Aqidah Islamiyah. :

 يَا طَيْبَةْ يَا طَيْبَة يَا طَيْبَة يَا دَوَالْعيَا نَا .اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَدَانَا، وَالْهَوَى نَدَانَا يَا عَلِىَّ ابْنَ اَ بِى طَا لِبْ مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ عِنْدُكُمْ اَفضَلُل الغِلمَاَنَ اَفضَلُل الغِلمَاَ نَ اَسْيَادِي الْحَسَنْ وَالحُسيْنِ اِلَى النَّبِيِ قُرَّ ةْ عَيْنِ يَا شَبَا بَ الجَنَّتَيْنِ جَدُّكُمْ صَا حِبُ القُرْ آنَ صَا حِبُ القُرْ آنَ 

SANG PENAWAR Wahai sang penawar derita,  Wahai penyembuh penyakit kami,
kami merindukanmu wahai sang penawar,  Wahai Ali putera Abi Tholib darimulah sumber keutamaan
aduhai, mungkinkah aku, (mendapatkan petunjukmu) sementara tirai menghalangiku
sedang disisimulah sebaik-baik tempat pengabdian Wahai Al-Hasan dan Al-Husain Cahaya mata Rasul Alloh 
Wahai penghulu pemuda sorga kakekmu penyampai firman Alloh, Al-Qur’an 

Tak terasa pemahaman syiah dengan mudahnya masuk ke Indonesia tanpa dibendung, kita ketahui dimana saja Syiah berada maka kehancuran di ambang pintu bagi negara tersebut. syiah itu lebih nyata mengancam NKRI, lalu di mana pemerintah kita?


Sumber: www.tukpencarialhaq.com 


Cerdas Memahami AHOK VS DPRD "Antara OPINI dan FAKTA"

by @ferrykoto

1. Nampkanya ada yg tdk bisa membedakan mana fakta, mana asumsi. Tdk bisa bedakan Realitas dan opini. Mana Tuduhan mana bukti... #AHOKLagi 
2. Ahok ributankan ada sisipan Siluman di RAPBD >> ini bukan bukti, ini namanya tuduhan yang harus dibuktikan. Klau tdk bisa buktuikan = Opini
3. Ahok bilang DPRD maling (sekarang dia agak halus bilang OKNUM), ini uga namanya Tuduhan, bukan fakta, jgn2x juga opini. Harus dibuktikan 
4. Membuktikannya agar jadi Fakta, laporkan ke POLISI, bawa alat bukti dan saksi. Dan klau pun sdh dipolisi itupun belum jadi FAKTA. faham? 
5. Penyidik tdk akan serta merta menganggap tuduhan anggaran siluman dan DPRD "maling" itu sebagai FAKTA, itu baru tuduhan, yg harus didalami 
6. Slama belum ada pembuktian, belum ada yg ditersangkakan, maka semua tuduhan bukanlah FAKTA, bisa2 hanya ILUSI & OPINI. Knapa Ahok tdk lapor? 
7. Faham ya ? jadi tuduhan bukanlah Fakta, jadi jangan dong mendukung tuduhan. Mestinya dukung yg nuduh MEMBUKTIKAN. Berani ? ada bukti ?
8. Klau kita terbiasa menganggap tuduhan sebagai sebuah fakta, alangkah mundurnya bangsa ini. Karena FITNAH pun akan dianggap kebenaran. #sedih
9. Jelaskan? Ahok slama ini hanya baru sebatas Menuduh (maling, sisipan siluman). dan sampai saat ini bisa disimpulkan itu hanya OPINI.. 
10. Masa kita mau dipermainkan oleh pelayan kita (Ahok=gubernur=pelayan) dgn ribut2 soal OPINI. #Mikir . Mari hanya percaya pada fakta .. 
11. Nach soal fakta/realitas, itu mudah dikenali. yaitu sesuaitu yg terang benderang terlihat nyata baik secara fisik maupun secara norma aturan 
12. Ahok kirim RAPBD bukan hasil pembhasan dg DPRD, ini FAKTA, dan realitas juga bahwa ini sebuah pelanggaran. Norma aturannya nyatakan demikian 
13. Kalau ada yg bilang AHOK melakukan pelanggaran terkait pengiriman RAPBD ini. maka ini bukan tuduhan, tapi FAKTA, yg bersangkutan akui 
14. Tidak perlu pembuktian apapun, karena memang FAKTA nya terang, Kirim RAPBD bukan hasil pembahasan. Jadi ini bukan OPINI. sangat jelas beda 
15. Nach apakah lantar belakang AHOK melakukan PELANGGARAN itu sesuatu yg benar atau tikda, bela rakyat atau sebaliknya, itu baru bukan FAKTA.. 
16. AHOK bisa saja klaim dia sedang menyelamatkan uang Rakyat, itu bukan fakta, itu butuh pembuktian, tdk ada bukti itu namanya OPINI. Jelaskan?
17. Oleh karenanya kita perlu dukung HAK ANGKET, untuk mencari tahu kebenaran, cari FAKTA. bukan hanya tuduhan2 yang kemudian di OPINIKAN. 
18. Jadi kalau ada parpol atau Ketumnya dorong cabut hak angket seperti @ZUL_Hasan , suruh belajar lagi bagaimana cara cari kebenaran yg adil. 
19. Smoga sudah mulai bisa bedakan mana fakta/realitas,mana tuduhan/asumsi/opini.Rakyat mestinya mudah faham. klau Ketum parpol suka gagal faham 
20. Ahok berbicara tanpa etika, tdk bermoral didepan publik keluarkan kata2 tdk pantas. Itu FAKTA. koq kita harus maklumi pemimpin sperti itu? 
21. Ahok bela diri, katanya dia keluarkan kata tdk bermoral itu karena kesal dgn kemunafikan (lawannya or DPRD?), itu BUKAN FAKTA, tapi tuduhan
22. Apapun alasan yg digunakan AHOK sebagai pembenar, itu tdk bisa diterima sebagai fakta. Itu tuduhan, bahkan bisa jadi asumsi dan OPINI 
23. Faktanya= AHok berbicara dan gunakan kata tdk beretika, tdk bermoral. Tuduhan/Asumsi/OPINI = alasan pembenar dia lakukan itu. .. 
24. Demikian hemat saya soal Fakta/realitas dan Tuduhan/Asumsi/Opini. Dan mestinya sebagai TUAN, kita harus berpegang pada fakta. itu baru ADIL 
25. Jadi bukan karena benci ke AHOK sy tweet hal2 ini. Tapi Faktanya yg harus kita terima. Soal salah benar, mari serahkan kepada yg berwenang..
26. DPRD sebagai sebuah lembaga memiliki kewenangan melalaui anggotanya melakukan HAK ANGKET untuk cari kebenaran. Mestinya kita dukung 
27. Polisi, KPK, Kejaksaaan, juga miliki kewenangan untuk membuktikan Tuduhan agar menjadi sebuah Fakta jika memang benar. Sangat simple.. 
28. Jika tidak pernah bawa ke Polisi, ke Jaksa, yach itu mach namanya tuduhan, asumsi, bahkan jangan2 memang sengaja buat OPINI..

Pakar Komunikasi ini Membuat Presenter Metro TV Tak Kuasa Membela Ahok

Senin, 23 Maret 2015

Media, Kalau sudah berpihak pada kalangan tertentu sudah tidak melihat positif dan negatifnya, semuanya dilakukan untuk membela sang jagoan. Cinta Buta.
hal ini terjadi dengan salah satu Televisi Indonesia, yaitu METROTV.

Adalaha seorang Yualiandre Darwis (YD) , Pakar Komunikasi & Dosen Univ. Andalas diundang Metro TV untuk membahas gaya komunkasi politik Ahok di Nine Eleven Show edisi Senin (23/3/2015). Narsum YD menguraikan bahwa komunikasi seorang politikus harus santun dan diatur secara formal. Di era Orba komunikasi politik diatur resmi dan terlembaga via Departemen Penerangan sehingga suplai data dan informasi bisa dipertanggung jawabkan. Disamping itu wajah komunikasi pemerintah juga santun dan mendidik sesuai adat ketimuran sehingga bisa menjalankan fungsi pendidikan tata bahasa kepada rakyat.

Menurut YD komunikasi seorang tokoh politik harus memenuhi tiga poin penting yang seimbang. Pertama Ethos, berupa kredibelitas seorang tokoh yang sudah teruji sehingga tindakan dan ucapan bersesuaian. Kedua Pathos, meliputi manner atau gaya dalam menyampaikan gagasan, penampakan emosi yang santun serta adab dalam berbicara. Ketiga Logos, konsistensi logika, kaidah argumentasi deduktif dan induktif, serta basis data empirik yang disampaikan oleh pembicara atas sebuah isu.

Menurut YD, Ahok bermasalah dalam Pathos dan itu sangat merusak dan kontraproduktif terhadap kedua unsur lainnya berupa Logos yang dibangun serta Ethos yang tercitra pada Ahok. Seperti yang saya duga, para presenter Metro TV langsung mencecar narsum dengan banyak kilah serupa bantahan yang berusaha menjaga opini bahwa gaya Ahok sudah benar dan layak dibela.

Presenter Metro TV ( Dua Orang ) : "Tapi kan Masyarakat menyukai gaya Ahok Pak!? Bahkan di Sosmed populer meme dan quote yang menyebutkan bahwa, Bermulut kotor dan tidak maling lebih baik daripada bermulut santun tapi maling uang rakyat, jadi bagi masyarakat gaya Ahok itu bisa diterima."

Jawaban YD : Hari-hari kita kini sudah dipenuhi oleh berbagai macam tontonan yang buruk. Seorang politikus dalam hal ini Ahok layaknya tidak sekedar menjadi TONTONAN yang membuat orang suka tapi juga harus menjadi TUNTUNAN yang mendidik rakyat yang dipimpinnya. Gaya bahasa Ahok itu dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin resmi menjelma tontonan buruk yang secara tidak langsung mendidik bangsa ini khususnya generasi muda tentang gaya bahasa yang kasar!

Tak kehabisan akal, Presenter Metro TV ( Dua Orang ) kembali berkilah : "Tapi kan Pak, di Negara kita ini ada banyak gaya bahasa yang beragam sesuai dengan kultur masing-masing daerah. Ada daerah yang gaya bahasanya terkesan kasar tapi sesungguhnya maksudnya halus.Jadi gaya bahasa Ahok yang terkesan kasar bukankah sesungguhnya mewakili sebagian kultur masyarakat kita?"

Jawaban YD : Iya benar gaya bahasa tiap kultur berbeda-beda dan khas. Dalam tinjauan komunikasi gaya ini tak masalah dan umumnya bisa diterima, bisa dengan intonasi yang meledak-ledak bisa pula dengan halus sesuai karakter masing-masing daerah. Tapi yang sangat bermasalah dan rusak dari gaya Ahok adalah DIKSI atau pilihan kata yang digunakan dengan mengeluarkan umpatan-umpatan kotor yang tidak beretika dan sangat bertentangan dengan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin yang harus menjadi tuntunan bukan sekedar tontonan pembicara kotor!

Dua jawaban cerdas dari YD dengan telak membungkam kedua presenter Metro TV sekaligus menjadi argumentasi tak terbantahkan betapa gaya komunikasi Ahok sangat bermasalah dan tak bisa dibela sama sekali.


Qodja Granada
(Islamedia)

Tidak Diliput Media, Mahasiswa Semakin Semangat Untuk Lengserkan Jokowi

Minggu, 22 Maret 2015

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya menutup pemberitaan demo mahasiswa yang mententang pemerintah sekarang ini.

“Pembungkaman pers terhadap gerakan aksi protes mahasiswa terhadap kacaunya Pemerintahan Jokowi sepertinya tidak disuarakan oleh pers. Nampak sekali ada upaya menutup pemberitaan terhadap aksi mahasiswa,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen, Minggu (22/3).

Menurut Muslim, demo mahasiswa yang dilakukan hampir seluruh Indonesia itu karena melihat kondisi sosial, ekonomi dan hukum yang makin terpuruk di bawah Rezim Jokowi.

“Demo mahasiswa itu bukan rekayasa elit tertentu, tetapi lahir dari kondisi kehidupan sosial ekonomi dan hukum yang terpuruk akibat tidak becusnya Jokowi dari memerintah Indonesia,” paparnya.

Kata aktivis ITB era 80-an, pemerintah Jokowi berupaya membujuk para mahasiswa agar tidak turun ke jalan dengan janji diberi beasiswa melanjutkan studi lanjut.

“Inilah yang menimbulkan ketidakpercayaan mahasiswa terhadap Jokowi. Maka dengan iming-iming apapun untuk meredam mahasiswa tetap akan sulit,” jelas Muslim.

Muslim mengatakan, kondisi kehidupan yang sulit karena mahalnya harga-harga dan janji-janji palsu Jokowi akan di anggap mahasiswa sebagai sebuah kejahatan politik.

“Maka jalan satu-satunya aksi untuk turunkan Jokowi yang merebak di berbagai kampus. Makanya jangn anggap enteng kekuatan mahasiswa. Meski dengan kapital kuat jokowi ketakutan makanya dia berusah membungkan pers dan membungkam mahasiswa,” jelas Muslim.


(Dari Berbagai sumber sosmed)

Cara Jokowi Bungkam Pergerakan Mahasiswa

Sabtu, 21 Maret 2015

Gila, Ini Dia Cara Jokowi Bungkam Gerakan Mahasiswa? Pentolan
Mahasiswa akan Dikasih Bea Siswa ke Luar Negeri? Jadikan Sosial Media
Senjata Perjuangan Mahasiswa! Beredar kabar Presiden Jokowi 
dan pengusaha menggelontorkan ratusan miliar rupiah untuk perusahaan media 
agar tidak mempublikasikan gerakan mahasiswa.


“Kabar yang beredar Jokowi dan pengusaha mengucurkan dana sampai ratusan miliar
untuk media mainstream agar tidak mempublikasi aksi mahasiswa,” kata pengamat
politik, Muslim Arbi kepada intelijen, Sabtu (21/3).
Menurut Muslim, walaupun ada pemberitaan aksi mahasiswa tetapi hanya disebut 
pesertanya puluhan orang.


“Nampaknya ada penggiringan opini bahwa gerakan mahasiswa tidakbesar,” jelas Muslim.
Kata mantan aktivis ITB era 80-an ini, saat ini sudah ada sosial media seperti Facebook,
Twitter maupun lainnya yang bisa menyuarakan aksi para mahasiswa.
“Sosial media bisa menjadi senjata mahasiswa menyebarkan gerakan mahasiswa,” jelas Muslim.
Selain itu, menurut Muslim, Jokowi sudah menyiapkan anggaran bagi pentolan mahasiswa untuk dikasihbeasiswa maupun sekolah ke luar negeri. “Pentolan mahasiswa akan disekolahkan ke luar negeri dengan beasiswa penuh pemerintah. Selain itu, juga menyiapkan beasiswa
melanjutkan perguruan tinggi di dalam negeri,” papar Muslim.


Lanjut Muslim, Presiden Jokowi akan mengajak para pimpinan mahasiswa untuk diajak
ke luar negeri. “Istana sudah menyiapkan jalan-jalan buat para aktivis ke luar negeri agar
mereka bungkam. Jokowi dalam menghadapi mahasiswa dengan cara halus,” pungkasnya.

Sumber: intelijen.co.id - 

Status Parodi

Jumat, 20 Maret 2015

By: Anonim

Alkisah Baginda Yang Mulia (BYM)
dan Pendukung Setianya (Oneng)

BYM : Anak-anak.. Bapak naikin BBM
2000, lalu bapak turunin 900 ya..?
Oneng : Wow.. keren pak.. bapak
merakyat bangettt.... naik 2000,
turun 900.. fantastik pak.. bapak
hebat.. luar biasa.. walaupun
artinya BBM gak turun justru tetap
naik 1100 juga gakpapa kok pak..
Kan banyak orang yang tertipu..
Yang penting Citra dan popularitas
bapak gak turun..?

BYM :Perusahaan Negara dipimpin orang
asing gpp?

Oneng : Gpp pak, mau
asing, mau aseng, yang penting kan
kinerjanya.. Walau rahasia negara
diketahui orang asing jg gpp pak....
Gak sekalian menterinya orang asing
pak?? 

BYM : Gedung kementerian
dijual boleh ndak? 

Oneng : Owhh.. bolehh bingitt pak.. ternyata dulu
bapak bilang "dananya sudah ada,
anggarannya sudah ada" itu berasal
dari jual aset negara dan naikkin
BBM ya pak? No problem pak.. its
okey.. kami dukung pull.. 

BYM : Tarif dasar listrik & kereta bapak naikin ya? 
Oneng : Setuju pak, ini ide yang
sangat jenius dan sangat mengerti
kebutuhan rakyat.. Setelah kenaikan
BBM, rakyat ditambah hadiah
kenaikan listrik dan kereta.. Yang
gak naik2 cuma gaji pak.. Lov u pak.. 

BYM : Subsidi elpiji bapak cabut boleh ndak ? 
Oneng : Iihhhh.. Boleh bangett pak, kan masih ada
kayu bakar.. Kok bapak tambah lama
tambah ganteng ya? Apalagi lihat
bapak lagi nyengir... rasanya gak nahan..

BYM : Transportasi ikut naik gakpapa?
Oneng : Woles aja pak,
kami masih bisa jalan kaki kok pak..
Kalo gak bisa jalan kaki juga kami
masih bisa ngesot pak.. Semua kami
lakukan demi bapak, eh maap demi bangsa..

BYM : Sembako naik gimana?
Oneng : Orapopo.. Dah biasa kok pak... kami dah biasa gak
makan semenjak bapak naikin BBM.. Bapak turunin BBM juga harga2
pada gak mau turun.. Luar binasa kepemimpinan bapak,

ini kado awal tahun yang indah pak.. Di desa saya
kemiskinan menurun karena bapak.... maksudnya.. menurun dari
Nenek ke Anaknya, Dari Anaknya ke Cucunya, Dari Cucunya Ke Cicitnya..
Dan angka kemiskinan juga semakin berkurang.. karena banyak orang
miskin yang gak sanggup beli makan, berobat, dan akhirnya meninggal
dunia... Cara kerja bapak terbukti Hebat.. Semoga Tuhan membalas
perbuatan bapak... aamiin..

BYM: harga materai saya naikin juga boleh kan?
Oneng: oh boleh pak, dari 6000 ke 18000 kan pak, kenapa gak sekalian 50.000 pak?
BYM: jangan, saya kan orangnya merakyat. oh ya, pajak juga mau saya naikin nih. gimana?
Oneng: iya deh pak gak apa-apa. (Pingsan)

Tomy Winata Siap Gelontor 250 Milyar Kepada Forum Pemred, untuk Counter Berita Anti Pemerintah Jokowi-JK?

Kamis, 19 Maret 2015

 
Ada info terbatas dan hot: Pengusaha inisial TW (Tomy Winata), siap gelontorkan 250 milyar kepada Forum Pemred (Pemimpin Redaksi) media2, untuk mencounter, antisipasi dan meminimalisir berita anti pemerintah Jokowi-JK.

Lewat orang Istana inisial AW (Andi Widjajanto/MenSekab), para Pemred akan ditemui secara cepat dan tepat untuk siap agendakan pencounteran berita anti pemerintah Jokowi-JK.
Dana sebesar 250 Milyar ini adalah bagian aksi untuk menutup berita dan mencounter berita pengalihan yang sudah disiapkan!

jadi, gak heran berita demo sebanyak apapun pasti gak di liput media
susahnya 90% media masa dan tv dikuasai aseng cino bo' dan parpol
politik punya tv. Punya kepentingan masing-masing

4 Mindset Salah yang Bikin Kita ‘Malas’ Menulis

Rabu, 18 Maret 2015


By: Riana Dewie
Tiba-tiba saya teringat dengan berbagai pengalaman menulis saya selama ini. Walaupun saya memang suka menulis namun saya tidak bisa menelurkan tulisan setiap hari hanya karena sebuah alasan klasik, yaitu ‘sibuk’. Mungkin ini juga jadi alasan para pembaca lainnya dimana hobby nulisnya hanya ‘kadang-kadang’ atau tergantung mood saja.
Eitsss.. Jangan salah. Menulis itu sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, tanpa ada batasan waktu. Asal otak kita masih jernih untuk berpikir, disitulah tulisan dapat dibuat. Tapi pada kenyataannya, banyak diantara kita bahkan saya sendiri juga mengalami kesulitan dalam menulis. Ya, menulis memang gampang-gampang susah karena alur yang kita tulis tidak selamanya mengalir dengan baik. Ada kalanya kita terhambat akibat stress, capek, situasi yang kurang kondusif, susahnya cari topik tulisan atau berbagai penghambat lain yang secara tak langsung akan membunuh mood kita untuk menulis.
Kini kita harus menetapkan sebuah mindset bahwa ‘menulis itu mudah’. Jika Anda penulis sejati, tentu bagaimana pun keadaannya, Anda akan bertanggung jawab penuh kepada diri sendiri untuk menelurkan sebuah tulisan, bagaimanapun hasilnya. Namun bagi orang awam, menulis itu pekerjaan sulit karena mindset kita tentang dunia kepenulisan ternyata sering salah atau berlebihan.
Lalu, mindset seperti apa yang sering membuat kita malas atau bahkan gagal menulis?
.1. Belum ada ide ‘topik’ tulisan
Apakah topik harus selalu dicari? Belum tentu. Topik tulisan bisa datang kapan saja dan kita harus menyadari itu. Aktivitas apapun yang kita lakukan setiap detiknya bisa menjadi topik tulisan.
Sebagai contoh, saat perjalanan berangkat ke kantor, ada banyak perisitiwa/fenomena yang bisa kita jadikan topik utama, misalnya : kehabisan bensin di jalan, ban tiba-tiba bocor, fasilitas Traffic Light yang rusak di salah satu sudut jalan, Mampir ke toko kue untuk bekal di kantor, hampir menabrak orang gara-gara melamun di jalan dll.
Contoh lain, saat kita beraktivitas di kampus, ada banyak peristiwa yang dapat dijadikan topik utama, misalnya : Mahasiswa girang saat dosen tidak jadi mengajar, seorang teman diceburkan ke kolam di hari ultahnya, Parkiran motor penuh gara-gara berangkat ngampusnya telat, deg-degan saat mau pendadaran, kakak angkatan ngasih bunga sebagai tanda cinta dll.
Ternyata banyak kan topik yang dihasilkan? Ini hanya contoh kecilnya yang bisa dijadikan bukti betapa mudahnya mendapat topik tulisan yang akan kita buat. Jangan pernah berpikir bahwa topik tulisan harus berat, seperti bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dsb. Jika kita memang kurang menguasi topik di bidang itu, apa ya harus tetap dipaksakan? Oleh karenanya, dalam membuat tulisan, pilihlah topik yang ‘apa adanya’ kita, yang sesuai dengan kemampuan kita. Jangan pernah memaksakan untuk membuat tulisan berat namun hasilnya malah kurang bermanfaat. Buatlah tulisan yang dapat kita nikmati, baik dalam prosesnya maupun hasil akhirnya.

2.Tulisan harus Panjang
Jika kita menulis untuk mengikuti sebuah kompetisi dimana ada batas minimal panjang tulisan atau saat mengikuti ujian Bahasa Indonesia di sekolah dimana kita wajib mengarang bebas yang akan dinilai bagus dari panjangnya karakter tulisan, maka menulis dengan materi yang panjang mungkin memang diperlukan. Tapi, jika kita menulisnya bersifat non formal atau hanya untuk sekedar mengisi waktu, tulisan tidak selalu harus panjang.
Harus kita pahami bahwa ide tulisan terbentuk dari harmonisasi hati dan pikiran. Harmonisasi ini ibarat air sungai yang terus mengalir tanpa henti. Selama menulis, kita takkan mungkin bisa menghentikan pikiran secara tiba-tiba untuk memotong ide. Kita pun takkan bisa memaksakan pikiran untuk terus berlari menghasilkan ide sesuai ego kita. Oleh karenanya, saat kita menulis, idealnya kita bisa menumpahkan seluruh ide secara perlahan, mengembangkannya dengan baik serta memberikan bumbu yang ‘melezatkan’ materi sehingga tulisan kita akan lebih enak dibaca dan dipahami.
3.Bahasa harus Baku (sesuai EYD)
Dalam sebuah tulisan, bahasa yang digunakan sangat mempengaruhi kualitasnya. Untuk menulis skripsi, kita dituntut untuk membuat tulisan yang aktual dan sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) yang berlaku di negara kita. Atau pun saat membuat proposal untuk dimasukkan ke berbagai perusahaan, tulisan yang baku sangat diperlukan untuk menjaga formalitas program yang kita tawarkan.
Namun materi akan berbeda ketika kita menulis reportase tentang sebuah tempat wisata ataupun menulis artikel untuk tabloid/majalah remaja. Tentu bahasa yang digunakan tidak harus baku, namun dengan bahasa gaul sehari-hari/tidak resmi justru terbukti akan lebih menyentuh pembaca karena sesuai dengan psikologi/karakter usia mereka. Inilah yang harus kita pahami bahwa penempatan bahasa baku atau tidak baku dalam sebuah tulisan dipengaruhi oleh tujuan/untuk apa tulisan itu dibuat.
4.Tidak ada waktu luang (sibuk)
Apakah kita harus meluangkan waktu khusus untuk sekedar menulis? Bisa bayangkan banyak karyawan yang meluangkan waktu untuk menulis saat jam istirahat kantor di tengah kepadatan aktivitas mereka? Atau para ibu rumah tangga yang sibuk urus rumah dan rawat bayi setiap harinya namun masih bisa menelurkan tulisan bagus? Bahkan anak kuliahan yang sedang ribet mengerjakan skripsinya namun bisa curhat dalam bentuk tulisan dan diposting di blog pribadinya?
Inilah contoh yang dapat kita pelajari saat membahas ‘waktu’ untuk menulis. Kita harus menyadari bahwa kita lah yang harus pandai mengatur/membagi waktu, bukan waktu yang mengatur kehidupan kita. Sesibuk-sibuknya kita, jika kita memang memiliki niat kuat untuk menulis, kita pasti bisa menghasilkan tulisan itu setiap harinya. Apalagi jika topik tulisan bersifat ringan dan sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, tentu akan lebih mudah lagi. Jadi, jangan pernah salahkan waktu karena waktu tak pernah salah; yang salah adalah diri kita sendiri, mengapa tidak pandai mengatur waktu, khususnya meluangkan waktu untuk menulis. Hehehe..
Setelah memahami 4 hal diatas, apakah kita masih beralasan untuk tetap malas menulis? Jika memang masih ada alasan, saya bisa tebak bahwa alasannya adalah ‘kurang ada niat/motivasi untuk menulis’. Ini memang masalah krusial yang dihadapi oleh banyak orang. Namun niat ini bisa tumbuh seiring berjalannya waktu.
Contoh kecil adalah saya sendiri. Saya mengaku bahwa saya memang malas menulis, seringkali menulis hanya pada saat moodnya baik. Saat awal mendaftar Kompasiana, niat saya hanya menulis iseng. Setelah itu selama 1,5 tahun benar-benar off tanpa tulisan baru. Selanjutnya, muncullah niat saya untuk menulis lagi di Kompasiana karena disini saya lihat sangat berpotensi untuk bisa mengembangkan diri lewat tulisan dan mendapat banyak teman dari sesama penulis sehingga akhirnya saya pun memberanikan diri untuk menulis lagi. Syukurlah, sekarang saya bisa cinta banget sama Kompasiana, walaupun tidak setiap hari bisa memposting tulisan baru.
Inilah sedikit ulasan dari saya untuk menghapus berbagai ‘mindset salah’ saat akan menulis. Menulis itu mudah. Menulis itu indah. Jadi, jangan pernah simpan ide kita hanya dalam angan-angan; tumpahkan dalam bentuk tulisan. Selain akan mengasah kemampuan kita dalam menulis, berkah juga akan kita dapatkan ketika informasi yang ada di tulisan kita bermanfaat bagi orang lain yang membacanya.
Semoga Bermanfaat 

http://m.kompasiana.com/post/read/731211/1/4-mindset-salah-yang-bikin-kita-malas-menulis.html
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ekspresi Bebas Arowan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger